REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan forum kerukunan umat beragama (FKUB) untuk terus menjaga kerukunan umat. Ma'ruf meyakini peran FKUB akan berdampak dengan menguatnya kerukunan nasional.
Pesan itu disampaikan Ma'ruf saat FKUB di Istana Presiden Yogyakarta, Jumat (24/1). "Kalau ini terganggu maka kerukunan nasional akan terganggu. Karena itu kerukunan umat beragama adalah kunci," kata Ma'ruf dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Jumat (24/1).
Ma'ruf pun mengingatkan kunci untuk bisa menjaga kerukunan nasional yakni dengan mengedepankan dialog dan kesepakatan nasional yakni NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Menurutnya, Indonesia yang terdiri dari berbagai ras, etnis dan agama tetapi bisa bersatu menjadi NKRI karena adanya dialog dan kesepakatan nasional tersebut.
Namun, kata Ma'ruf, kesepakatan sering dicederai atau dibatalkan oleh pihak tertentu. Karena itu, ia mendorong agar kesepakatan itu terus dijaga.
"Forum ini justru memberikan stimulan agar kita terus menjaga kerukunan," ujarnya.
Ma'ruf juga mengingatkan tantangan saat ini adalah munculnya kelompok-kelompok intoleran di Indonesia dan secara global. Oleh karena itu, Ma'ruf menegaskan agar tidak memberi kesempatan pada kelompok intoleran untuk melahirkan radikalisme yang berujung terorisme.
Karena itu, pemerintah memandang perlunya secara serius menangkal radikalisme. Mulai dari kontraradikalisasi dan deradikalisasi.
"Ada dua yang harus dilakukan kontraradikalisasi dan deradikalisasi. Kontra radikalisasi artinya ketika kelompok tertentu upaya melakukan radikalisasi maka kita perlu menangkal jangan sampai masyarakat terprovokasi oleh cara berpikir radikal," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, pertama yang harus dilakukan adalah mencegah cara berpikir intoleran berkembang dari hulu ke hilir. Melalui lembaga pendidikan dari PAUD sampai ke pendidikan tinggi.
"Ada berbagai upaya kontradikalisme melibatkan semua kementerian yang membangun cara paham yang moderat. Islam yang moderat dan rahmatan lil alamin," katanya.
"Ini yang harus disosialisasi islam yang wasatiah, toleran. Oleh karena itu salah satu yang harus dikuatkan dalam menjaga keutuhan bangsa ialah bingkai teologi," pesannya.