Jumat 24 Jan 2020 18:28 WIB

Soal Corona, Akankah Garuda Tutup Rute ke Negara Terjangkit?

Garuda belum berencana hentikan rute ke negara terjangkit Corona

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pesawat melintasi landasan pacu tiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang, Banten, Kamis (23/1/2020)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Pesawat melintasi landasan pacu tiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang, Banten, Kamis (23/1/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini baik regulator, operator bandara, dan maskapai tengah mengantisipasi menularnya virus corona ke Indonesia. Direktur Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan hingga saat ini belum berencana untuk menutup rute ke negara terjangkit selain Wuhan yakni Singapura, Thailand, dan Vietnam.

"Kita belum ada rencana untuk menghentikan rute (ke negara terjangkit virus corona)," kata Irfan di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (24/1).

Baca Juga

Sebab, Irfan mengatakan saat ini tidak bisa begitu saja membatalkan rute penerbangan ke negara terjangkit cirus corona tersebut. Menurutnya, banyak penumpang yang sudah membeli sejak jauh hari.

Meskipun begitu, jika kondisinya memungkinkan untuk menutup rute ke negara terjangkit maka Garuda akan menerapkan langkah tertentu. "Kita nggak mau memaksakan rute itu tetap berjalan kalau kondisinya semakin parah," jelas Irfan.

Dia memastikan Garuda memiliki perwakilan di beberapa negara lain untuk memantau perkembangan tersebut. Irfan mengatakan Garuda bahkan bekerja sama dengan otoritas negara masing-masing untuk memastikan pergerakan virus tersebut tidak menyebar melalui penerbangan Garuda.

"Kita juga berharap mereka yang naik dalam kondisi sehat dan mesti bisa dipantau oleh otoritas setempat," ungkap Irfan. Sebelumnya, irjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan sudah menindaklanjuti NOTAM G0108/20 yang diterbitkan oleh International Notam Office Beijing. Polana mengatakan maskapai Indonesia yang melakukan penerbangan dari dan ke Kota Wuhan, Cina untuk sementara tidak dapat dilakukan.

"Saat ini ada dua maskapai penerbangan nasional yang memiliki rute penerbangan ke Kota Wuhan yaitu Sriwijaya Air dan Lion Air," tutur Polana.

Untuk itu, Polana menegaskan Kemenhub melakukan koordinasi intensif kepada seluruh maskapai penerbangan di Indonesia untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus pneumonia masuk ke Indonesia. Khususnya melalui aktivitas penerbangan.

Diketahui, informasi melalui NOTAM G0108/20 menyampaikan bahwa Bandar Udara Internasional Wuhan Tianhe tidak dapat digunakan sebagai bandara alternate. Kecuali untuk penerbangan kondisi darurat mulai 23 Januari pukul 11.00 UTC (18.00 WIB) sampai 02 Februari pukul 15.59 UTC (22.59 WIB), sehingga penerbangan dari Indonesia menuju kota Wuhan akan dialihkan ke kota lain di Cina.

Polana mengimbau operator bandara dan maskapai untuk melakukan langkah langkah yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan. Terutama untuk mencegah penyebaran wabah pneumonia berat di Indonesia.

Dia menegaskan maskapai yang melayani penerbangan langsung maupun transit dari Cina dan Hongkong untuk segera menyampaikan dokumen kesehatan. "Ini berupa gendec dan manifest penumpang kepada petugas kesehatan di pos Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terminal penerbangan internasional sesaat setelah mendarat," jelas Polana.

Polana juga meminta operator bandara dan KKP untuk meningkatkan pengawasan di terminal kedatangan internasional utamanya bagi penumpang yang datang dari negara terjangkit. Hal tetsebut dilakukan dengan skinning menggunakan kamera pemindai suhu tubuh Thermal Scanner dan Surveilance Syndrome.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement