REPUBLIKA.CO.ID, Gerindra Minta Pemerintah Siapkan Travel Warning Terkait Corona
JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani dari Fraksi Gerindra meminta Pemerintah RI untuk menyiapkan //travel warning// terkait penyebaran Virus Corona yang berasal dari Wuhan, China. Pemerintah diminta agar mengantisipasi penyebaran virus ini secara serius.
"Pemerintah segera mengeluarkan //travel warning pada masyarakat untuk tidak bepergian di tempat kota yang jadi asal virus corona. Mungkin tidak perlu seluruh wilayah negara itu tapi di tempat virus corona itu mewabah," ujar Muzani di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jumat (24/1).
Meski hingga Jumat (24/1) belum ada WNI yang benar-benar terjangkit virus tersebut, Muzani meminta pemerintah melakukan tindakan cepat dan tepat. "Kita harus mengekuarkan //travel warning yang agak keras sehingga warga Indonesia tidak mendatangi wilayah tersebut, untuk menghindari terjangkitnya wabah tersebut," kata Ketua Fraksi Gerindra di DPR RI itu.
Kendati demikian, kata Muzani, travel warning yang dimaksud tidak perlu diterapkan di seluruh wilayah China. Ia menilai, pemerintah cukup membatasi dan memperhatikan wilayah Wuhan yang menjadi asal virus tersebut.
"Yang paling penting pada tempat wabah virus Corona itu berasal sehingga warga negara Indonesia untuk segala urusan tidak mendatangi wilayah atau kota tersebut," ujar dia.
Sebelumnya, Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian berbicara mengenai perkembangan Virus Corona dan situasi di Kota Wuhan dari Provinsi Hubei, China saat menemui Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta pada Jumat (24/1). Xiao menyebut, wabah Corona di Wuhan masih dalam kontrol.
"Kita masih dapat mengontrol warga di sana, jadi warga dari Wuhan tidak meninggalkan Wuhan, orang-orang dari daerah lainnya tidak pergi ke Wuhan, jadi transportasi publik akan kami kontrol dalam batas waktu yang belum ditentukan," ujar Xiao.
Xiao juga mengatakan, China terus berkoordinasi dengan World Health Organization (WHO) untuk mengadakan rapat darurat. Namun, WHO belum menyatakan situasi ini sebagai situasi darurat global."Kami bekerja sama dengan WHO melalui data dan teknologi untuk menemukan solusi dan analisis dan kami bekerja sama dgn komunitas internasional, khususnya WHO, apa yang harus dilakukan," ujar dia.