REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar kabar bahwa terdapat satu pasien suspect terjangkit virus Corona di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta. Pihak RSPI mengonfirmasi hal ini, namun masih menunggu hasil dari Litbangkes.
Direktur Medik dan Perawatan RSPI, dr Diany Kusumawardhani, mengatakan ada satu pasien dengan status suspect. Tetapi, kata Diany, kondisi pasien itu saat ini masih stabil dan tidak ada perburukan.
"Belum dinyatakan sebagai new Corona," ujarnya.
Sebelum dinyatakan positif mengidap virus Corona, pasien tersebut harus menjalani pemeriksaan. Saat ini, pasien sedang berada di ruang isolasi.
"Kami menunggu hasil dari Litbangkes (di percetakan negara). Biasanya dua sampai tiga hari," ujarnya
Diany mengatakan, pasien ini adalah warga negara Indonesia dan ada riwayat perjalanan ke China. Pasien harus mendapat perhatian khusus karena mengalami gejala-gejala demam, batuk, dan sesak napas.
"Jadi untuk yang dianjurkan bagi siapa pun yang merasakan gejala-gejala tersebut dan ada riwayat berpergian ke China atau negara sekitarnya dan timbul hingga 14 hari setelah perjalanan diminta untuk waspada dan pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.
Virus Corona jenis baru ini diatasi dengan penatalaksanaan sesuai dengan panduan. Sesuai dengan gejala klinis yang didapat dan kalau memang ditemukan penyebab tertentu dan memang ada indikasi untuk pengobatan tertentu maka dilakukan seperti itu.
"Intinya kalau memenuhi kriteria penyakit tersebut maka pasien bisa dirujuk ke tempat kami dari manapun. Termasuk kalau pas ada masyarakat yang merasakan gejala tersebut dengan kriteria memastikan untuk apakah mengalami penyakit tertentu bisa datang ke tempat kami. Kami akan lakukan pemeriksaan sesuai dengan gejala yang dikeluhkan," ujarnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku tengah memeriksa satu pasien di RSPI Sulianti Saroso yang berstatus suspect virus Corona. Hingga kini pemeriksaan masih dilakukan.
"Dalam pemeriksaan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati saat dihubungi Republika, Jumat (24/1).
Pihak Kemenkes masih mengecek dan berkomunikasi mengenai kondisi pasien tersebut. Disinggung mengenai berapa lama hasil pemeriksaan baru bisa diketahui, ia tak mau berkomentar banyak.
"Tunggu saja ya (hasil pemeriksaan pasien RSPI Sulianti Saroso suspect virus corona keluar)," katanya.
In Picture: Begini RS Pusat Wuhan Merawat Pasien Positif Virus Corona
Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan merawat pasien yang diduga terpapar virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1).
100 RS disiapkan
Pemerintah telah mengantisiapsi masuk serta potensi penyebaran virus Corona mewabah ke Indonesia. Sejauh ini, sejumlah pintu masuk ke Indonesia juga telah disiapkan alat deteksi suhu tubuh guja mencegah masukmya virus tersebut ke tanah air.
"Terutama dari daerah-daerah yang sudah dilaporkan terjangkit penyakit jadi begitu terdeteksi ada panas itu akan dilakukan karantina," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih di Jakarta, Jumat (24/1).
Daeng mengungkapkan, bersasarkan hasil kordinasi dengan Kemenkes, pemerintah juga telah menyiapkan 100 rumah sakit secara nasional guna menghadapi penyakit tersebut. Ratusan fasikitas kesehatan itu disiakan sebagai langkah antisiaspi jika ada masyarakat yang terpapar virus korona.
Dia mengatakan, pemerintah telah menyiapkan peralatan dan perlengkaoan kewaspadaan di 100 rumah sakit itu. Daeng mengungkapkan, ratusan fasilitas kesehatan itu disiagakan di daerah-daerah yang menjadi pintu masuk ke Indonesia
Namun, dia mengaku tidak mengetahui seacra detail terkait rumah sakit yang telah disiapkan peralatan untuk menghadapi penyakit tersebut. Kendati, dia mengungkapkan, ada tiga rumah sakit di Jakarta yang sudah dilengkapi fasilitas tersebut, yakni RS Sulianti Saroso, RS Persahabatan, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
Selain di Jakarta, Daeng mengungkapkan, rumah sakit penanagan virus Corona juga disiapkan di Bali. Dia mengatakan, kesiapan fasilitas kesehatan serupa disiagakan di daerah yang memiliki bandara serta jadwal penerbangan langsung ke Indonesia.
"Jadi kalau sudah terdeteksi, 100 rumah sakit yang sudah disiapkan pemerintah akan siap menangani yang dicurigai," kata Daeng lagi.
Pada saat yang bersamaan, dia memastikan bahwa tenaga media di Indonesia juga telah mampu menangani kasus tersebut. Dia mengatakan, dokter di lingkungan IDI juga telah berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk membantu mereka kalau terjadi masalah di Indonesia mengenai pkenyakit tersebut.
"Tetapi sekarang ini sudah mulai kordinasi kewaspadaan. Yang jelas masyarakat tidak perlu panik namun tetap waspada," katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah China telah mengisolasi Kota Wuhan sebagai daerah yang diduga sebagai asal atau pusat penyebaran virus Corona. Langkah isolasi mengingat bahwa virus telah menginveksi sekitar 600 warga serta menewaskan 17 orang di dalam kota yang berpopulasi 11 juta penduduk tersebut.
Beberapa ilmuwan menduga virus mirip SARS yang baru ditemukan di China berasal dari ular. Kuman yang dimaksud, dijuluki 2019-nCoV untuk saat ini adalah jenis coronavirus.
Penelitian terkait virus Corona jenis baru ini dilakukan para peneliti di China. Penelitian memang dilakukan para ilmuwan bekerja sama dengan pemerintah China untuk mengetahui penyebab virus baru tersebut muncul.
Studi yang baru diterbitkan di dalam Journal of Medical Virology, Rabu (22/1), ini melihat bahwa kode genetik 2019-nCoV menjangkiti korban yang berkunjung ke pasar. Ketika kasus pertama pada Desember 2019 tersebut muncul di wilayah Wuhan, China, dokter mencurigai virus menyebar melalui hewan.
Virus ini juga telah dilaporkan di kota-kota besar lainnya termasuk Beijing, Shanghai dan Hong Kong dan Singapura. Virus dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi pernapasan.
Pemerintah Indonesia juga terus memperketat pengawasan terhadap para penumpang pesawat baik WNI maupun WNA yang tiba dari China. Hal tersebut dilakukan dengan memasang pemindainsuhu tubuh di Bandara Soekarno-Hatta.
Virus Baru Corona