Jumat 24 Jan 2020 13:13 WIB

AP II: Antisipasi Virus Corona Sangat Baik

Saat ini sudah ada notam dari Wuhan agar pesawat tidak boleh mendarat di kota itu.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Virus corona jenis baru.
Foto: Republika
Virus corona jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kementerian Perhububungan (Kemebhub) saat ini sudah meminta operasional di setiap bandara dipeeketat untuk mengantisipasi virus corona atau pneumonia. Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin memastikan antisipasi virus tersebut di setiap bandara sudah maksimal. 

"Antisipasi Indonesia terhadap masuknya virus corona di bandara sudah sangat baik," kata Awaluddin di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat (24/1). 

Baca Juga

Awaluddin mengakui saat ini sudah ada notam dari Wuhan agar pesawat tidak boleh mendarat di kota yang pernah terdeteksi virus tersebut. Untuk itu, Awaluddin menuturkan antisipasi di bandara Indonesia juga sudah diperketat dengan menerapkan sejumlah alat. 

"Yang dilakukan kantor kesehatan, bandara, antisipasi ini semua rekomendasi dsri regulator," ujar Awaluddin. 

 

Dia memastikan prosedur operasional standar yang dilakukan AP II untuk mengantisipasi virus corona sudah sangat proaktif. Menurut Awaluddin, antisipasi tersebut sudah dilakukan di operasional kebnadarudaraan dan prosesnya sangat baik dan dipantau ketat oleh Kemenhub. 

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan sudah menindaklanjuti NOTAM G0108/20 yang diterbitkan oleh International Notam Office Beijing. Polana mengatakan m0askapai Indonesia yang melakukan penerbangan dari dan ke Kota Wuhan, Cina untuk sementara tidak dapat dilakukan.

"Saat ini ada dua maskapai penerbangan nasional yang memiliki rute penerbangan ke Kota Wuhan yaitu Sriwijaya Air dan Lion Air," tutur Polana. 

Untuk itu, Polana menegaskan Kemenhub melakukan koordinasi intensif kepada seluruh maskapai penerbangan di Indonesia untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus pneumonia masuk ke Indonesia. Khususnya melalui aktivitas penerbangan. 

Diketahui, informasi melalui NOTAM G0108/20 menyampaikan bahwa Bandar Udara Internasional Wuhan Tianhe tidak dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Kecuali untuk penerbangan kondisi darurat mulai 23 Januari pukul 11.00 UTC (18.00 WIB) sampai 02 Februari pukul 15.59 UTC (22.59 WIB), sehingga penerbangan dari Indonesia menuju kota Wuhan akan dialihkan ke kota lain di Cina. 

Polana mengimbau operator bandara dan maskapai untuk melakukan langkah langkah yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan. Terutama untuk mencegah penyebaran wabah pneumonia berat di Indonesia. 

Dia menegaskan maskapai yang melayani penerbangan langsung maupun transit dari Cina dan Hongkong untuk segera menyampaikan dokumen kesehatan. "Ini berupa gendec dan manifest penumpang kepada petugas kesehatan di pos Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terminal penerbangan internasional sesaat setelah mendarat," jelas Polana. 

Polana juga meminta operator bandara dan KKP untuk meningkatkan pengawasan di terminal kedatangan internasional utamanya bagi penumpang yang datang dari negara terjangkit. Hal tetsebut dilakukan dengan skinning menggunakan kamera pemindai suhu tubuh Thermal Scanner dan Surveilance Syndrome.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement