REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengakui, Indonesia adalah salah satu negara endemis penyakit malaria. Karena itu, menkes minta penguatan pemberdayaan peran masyarakat. "Indonesia memang memiliki daerah endemis malaria," ujarnya saat sidang terbuka pengukuhan guru besar Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prof Dr Yohanna Sorontou, M Kes sebagai profesor kedua di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes di bidang biomedik, di Jakarta, Kamis (23/1).
Apalagi, dia melanjutkan, ada ancaman epidemiotologi nyamuk penyebab penyakit ini dari negara luar. Karena itu, ia meminta penguatan pemberdayaan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam menjaga lingkungan tempat tinggalnya.
Langkah ini diakuinya sebagai bentuk pengendalian penyebaran malaria.
Selain itu, ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yang sedang Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lakukan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Saya mendukung upaya eradikasi larva anopheles yang mengusung konsep sosial, konsep ekonomi, dan konsep lingkungan," katanya.
Sementara, Guru Besar Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prof Dr Yohanna mengungkapkan, sedikitnya 435 ribu jiwa meninggal akibat menderita penyakit malaria. Bahkan tren jumlah kasusnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
"Sekitar 219 juta kasus malaria ditemukan di 97 negara selama 2017. Kasus penyakit ini meningkat, yaitu dari 216 juta kasus yang ditemukan pada 2016 dengan angka kematian 435 ribu orang per tahunnya," ujarnya.
Bahkan, dia melanjutkan, tingginya kasus malaria di Indonesia pada 2017 menduduki peringkat kedua dari 10 besar jenis penyakit yang dilaporkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jayapura, Papua. Ia menyebutkan, Dinkes Papua mencatat jumlah malaria sebanyak 22.140 kasus atau sekitar 11,89 persen atau 203 per 1.00 penduduk. "Penyebabnya pasien kurang memedulikan lingkungan sehingga malaria berkembang," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mematikan nyamuk Anopheles penyebab malaria, bisa menggunakan abate berukuran 1 gram per 50 liter air bersih. Ia menyebutkan abate ini bisa mematikan larva nyamuk dalam waktu 60-90 menit hingga 100 persen.