REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Penggunaan pupuk organik di kalangan petani di Kabupaten Indramayu masih rendah. Upaya penggunaan pupuk organik di areal percontohan pun akan mulai dilakukan tahun ini.
"(Penggunaan pupuk organik di Indramayu) masih dibawah 10 persen (dari luas tanam)," kata Wakil Ketua Kontak Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Kamis (23/1). Adapun luas tanam untuk musim tanam rendeng tahun ini di Kabupaten Indramayu ditargetkan 130 ribu hektare.
Sutatang mengungkapkan, minimnya penggunaan pupuk organik di Kabupaten Indramayu dikarenakan keinginan petani untuk memperoleh hasil yang instans. Sedangkan penggunaan pupuk organik, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperbaiki unsur hara tanah sebelum akhirnya memberikan hasil yang signifikan.
"Kalau pupuk kimia kan hasilnya bisa langsung kelihatan, jadi petani lebih suka," tutur Sutatang.
Apalagi, tidak semua petani di Kabupaten Indramayu merupakan petani pemilik. Tak sedikit di antara mereka yang merupakan petani penggarap, yang menyewa sawah milik orang lain. Jika menggunakan pupuk organik, mereka tidak bisa memperoleh hasil maksimal di masa-masa awal menggarap lahan.
Sutatang menyatakan, sosialisasi penggunaan pupuk organik kerap dilakukan di kalangan petani di Kabupaten Indramayu. Namun, tidak mudah untuk menghilangkan kebiasaan petani saat ini yang ingin memperoleh hasil yang instan.
Sutatang mengungkapkan, pada tahun ini ada program areal percontohan penggunaan pupuk organik seluas 3.000 hektare di Kabupaten Indramayu. Dengan percontohan itu, diharapkan semakin banyak petani yang beralih menggunakan pupuk organik.
"Lokasinya di 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu, masing-masing sekitar 100 hektare per kecamatan," tandas Sutatang.