REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar tentang adanya korban Corona Virus di Gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jakarta, bohong. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan itu setelah melakukan inspeksi langsung ke kompleks perkantoran yang berada di Kavling 44-46 Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (23/1) sore. Kata dia, agar pewarta berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang meresahkan masyarakat.
“Saya sudah mengecek. Dan tidak ada yang terkena virus NCov (Novel corona) itu di sini (Perkantoran BRI),” kata dia saat ditemui di Gedung I BRI, Jakarta, Kamis (23/1).
Namun ia mengakui, memang ada seorang pegawai yang diketahui mengalami sakit panas mendadak. Namun ia memastikan, sakit yang dialami pegawai tersebut, kondisi lemah tubuh biasa.
“Cuma sakit tenggorokan biasa. Sekarang sudah dirawat di rumah sakit,” ujar dia.
Terawan juga mengatakan, Kemenkes bertanggung jawab dan terus memonitor penyebaran virus Ncov yang dikabarkan mewabah di sejumlah negara. Namun kata dia, sampai saat ini belum ada kabar tentang korban di dalam negeri.
“Antisipasi kita lakukan terus menerus. Mulai dari pintu masuk bandara, pelabuhan, termasuk edukasi di masyarakat. Saya kan juga selalu mengimbau kepada masyrakat, berpilakulah hidup sehat,” kata Terawan menambahkan.
Direktur Utama BRI Sunaso juga menyampaikan yang sama. Kata dia, kabar tetang korban Ncov di Gedung BRI tak benar. “Yang sebenarnya itu orang sakit biasa. Dan itu bukan pegawai BRI,” kata dia.
Ia pun memastikan, korban yang diduga terkana Ncov tersebut, sudah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Ia menambahkan, agar para pegawai dan karyawan di perkantoran tersebut, tak merasa panik.
“Sudah didiagnosa, cuma sakit tenggorokan biasa,” kata dia.
Inspeksi Terawan ke Gedung Perkantoran BRI setelah pemberitaan tentang adanya pegawai yang terkontaminasi Ncov. Dikatakan, korban tersebut pegawai salah satu perusahaan teknologi asal Cina yang berkantor di Gedung II BRI. Kabar tentang adanya korban tersebut, sempat membuat geger. Bahkan, antisipasi mandiri pengamanan lakukan dengan mengisolasi kantor perusahaan Cina, dan memisahkan pegawai asing dan lokal.
Sebelum Terawan datang ke Gedung BRI, sekitar pukul 17.30 WIB, memang situasi tak biasa terjadi di kompleks perkantoran itu. Lalu lalang para pegawai yang berkantor di Gedung BRI I pun II, tampak mengenakan masker. Satuan pengamanan setempat, yang berjaga-jaga di dua gedung itu, pun mengenakan penutup hidung dan mulut. Di Gedung II, aktivitas pengunjung yang akan memasuki perkantoran, juga ditawari untuk mengenakan masker.
Seorang Satpam Surhatono, saat ditemui Republika.co.id mengatakan, sebetulnya pengenaan masker bukan instruksi, melainkan pencegahan. “Ya antisipasi saja,” kata dia.
Ia mengatakan, para pegawai, pun mengenakan masker atas inisiatif sendiri. Akan tetapi, kata Suhartono, ia tak mengetahui penyakit apa yang kabarnya tersebar di gedung itu.
“Katanya virus. Tapi saya juga nggak tahu,” kata Suhartono menambahkan.