Kamis 23 Jan 2020 17:22 WIB

Akankah Irfan Setiaputra Turunkan Harga Tiket Garuda?

Dirut baru Garuda membawa harapan adanya penurunan harga tiket pesawat.

Irfan Setiaputra
Irfan Setiaputra

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Iit Septyaningsih, Febrianto Adi Saputro, Rahayu Subekti, Antara

Terpilihnya Irfan Setiaputra menjadi direktur utama (dirut) PT Garuda Indonesia menuai harapan akan terjadinya penurunan harga tiket pesawat. Selama ini diketahui, harga tiket pesawat maskapai dalam negeri, termasuk Garuda Indonesia dikeluhkan oleh banyak kalangan mulai dari penumpang hingga pengusaha.

Baca Juga

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani berharap, diangkatnya jajaran komisaris dan direktur Garuda Indonesia yang baru dapat berdampak pada harga tiket. Sebab, hal itu turut memengaruhi sektor pariwisata Tanah Air.

"Kita berharap mini impact-nya, terhadap harga tiket jadi lebih rasional. Lalu juga support-nya kepada pariwisata juga lebih baik," ujarnya saat ditemui di Kantor Apindo, Jakarta, Kamis, (23/1).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tersebut, menilai proses pemilihan dirut Garuda Indonesia kali ini lebih profesional. Meski, Hariyadi mengakui tidak terlalu paham mengenai latar belakang dirut baru Garuda Indonesia.

"Dirut dan komisaris yang baru akan lebih baik, apalagi kalau kita lihat, tapi saya tidak tahu persis Pak Irfan ini background (latar belakang)  beliau di mana. Hanya saja yang jelas komisarisnya cukup dekat dengan kita, ada Pak Triawan Munaf, Pak Chairul Tanjung," ujarnya.

Ia menambahkan, Triawan Munaf memiliki latar belakang sebagai pemasaran dan periklanan. Sehingga, diharapkan mampu membawa perkembangan bagus untuk Garuda Indonesia.

Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade berharap di bawah kepemimipinan Irfan, Garuda Indonesia bisa berbenah. Dirinya tidak ingin berita-berita miring kembali menimpa Garuda Indonesia.

"Gimana pun juga mereka kan national flight kita," kata Andre kepada wartawan, Rabu (22/1).

Politikus Partai Gerindra itu menyebut ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dilakukan Garuda Indonesia. Di antaranya,bisa menyelesaikan masalah terkait dengan tingginya harga tiket dan kargo. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan agar tidak membebani masyarakat.

"Intinya direksi baru ini banyak PR dan harus terbuka, itu harapan kita, direksi baru benar-benar bekerja dan berbenah, kalau bisa merubah kembali citra Garuda yang terpuruk menjadi positif kembali," jelasnya.

[video] Curhat Pramugari Garuda Indonesia Era Ari Askhara

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan, Garuda harus melakukan suatu perubahan dengan tata kelola perusahaan yang baik. Menurut Budi, hal tersebut penting dilakukan agar Garuda bisa semakin lebih baik.

"Garuda ke depan harus bisa bersinergi dengan kepentingan lain di Indonesia, misalnya pariwisata dan kegiatan lainnya," tutur Budi.

Budi memastikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada dasarnya sangat mendukung Garuda. Tapi, kata dia, Garuda juga harus memberikan ruang kepada stakeholder lain untuk menjalin kerja sama.

Meskipun begitu, Budi menilai untuk hal lainnya Garuda tidak memiliki permasalahan yang berarti. "Kalau saya lihat masalah teknis Garuda tidak ada masalah. Bahkan on time performance-nya nomor satu di dunia," ungkap Budi.

Menanggapi permasalahan tingginya harga tiket pesawat, Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra akan mengupayakan harga tiket pesawat mencapai titik harga yang wajar atau reasonable. Tarif itu menguntungkan baik dari sisi konsumen maupun perusahaan.

"Kita harus ketemu satu titik di mana harga itu harus reasonable. Reasonable ini artinya tidak semua orang mungkin bisa naik Garuda Indonesia tapi bisa membuat perusahaan ini dapat untung, bisa mengurangi cicilan, dan berkembang karena Anda ingin melihat Garuda Indonesia ini bertahan selamanya," ujar Irfan Setiaputra di Jakarta, Rabu malam.

Irfan mengatakan, bahwa masukan terkait harga tiket sudah cukup banyak. Hal tersebut juga bukan hanya perhatian individu, namun juga menjadi fokus pemerintah mengingat harga tiket yang mahal menimbulkan korban.

"Tapi kalau kemudian harganya menjadi murah maka Garuda yang akan menjadi korban. Kalau maskapai terus menerus alami kerugian apakah bisa jalan? Hal ini nanti bisa mengorbankan segala macam termasuk layanan, dan yang paling mengerikan adalah mengkompromikan keamanan dan keselamatan," katanya.

Selain itu, lanjut Irfan, kalau perusahaan tidak untung maka cuma satu caranya yakni mesti disuntik dengan dana masuk. "Kalau sudah menghadapi kondisi seperti itu saya sebagai CEO rasanya malu hati juga kalau begitu," ujar Irfan.

photo
Skandal Garuda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement