Kamis 23 Jan 2020 15:12 WIB

Harga Cabai Rawit Merah di Indramayu Tembus Rp 100 Ribu

Kenaikan harga cabai rawit merah terjadi sejak sepekan lalu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Cabai rawit merah.
Foto: Antara
Cabai rawit merah.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Harga cabai rawit merah di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu semakin melejit. Selain konsumen, kondisi tersebut juga dikeluhkan oleh pedagang.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Pasar Baru Indramayu, Kamis (23/1), harga cabai rawit merah saat ini sudah mencapai Rp 100 ribu per kg. Kenaikan harga itu terjadi dalam waktu relatif singkat dari harga sebelumnya yang ada di kisaran Rp 50 ribu per kg.

Baca Juga

‘’Naiknya sejak sekitar seminggu yang lalu. Cepat naiknya,’’ ujar salah seorang pedagang sayuran di Pasar Baru, Opik.

Selain cabai rawit merah, kenaikan harga secara signifikan juga terjadi pada cabai merah. Saat ini, komoditas tersebut dihargai Rp 80 ribu per kg dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 40 ribu per kg.

Tak hanya itu, kenaikan harga juga terjadi pada cabai rawit hijau dari Rp 28 ribu per kg menjadi Rp 36 ribu per kg. Begitu pula dengan wortel, yang naik dari Rp 12 ribu per kg menjadi Rp 14 ribu per kg.

Namun, untuk bawang merah, harganya justru mengalami penurunan. Saat ini, harga bawang merah mencapai Rp 28 ribu per kg, turun dari harga sebelumnya yang sempat menyentuh Rp 35 ribu per kg.

Opik mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas sayuran itu sudah terjadi sejak di tingkat pemasok. Menurutnya, kondisi itu terjadi akibat pasokan dari daerah penghasil berkurang seiring terjadinya musim hujan.

‘’Sayuran ini ambilnya dari Bandung dan daerah Jawa,’’ terang Opik.

Opik mengakui, kenaikan harga sayuran di saat musim hujan memang biasa terjadi. Pasalnya, tanaman sayuran kerap mengalami kerusakan saat musim hujan sehingga produksi panen di tingkat petani menjadi berkurang.

Menurut Opik, kenaikan harga sayuran itu justru membuatnya merugi. Para konsumen mengurangi pembelian sayuran mereka sehingga barang dagangannya tidak cepat habis.

‘’Kalau tidak cepat laku kan jadi busuk. Makanya sekarang saya tidak berani jual banyak,’’ tutur Opik.

Sementara itu, kenaikan harga sayuran itu dikeluhkan pedagang masakan yang berbahan baku cabe rawit merah. Salah satunya pedagang ayam geprek, Didi. Dia mengatakan, modal yang dikeluarkannya jadi lebih banyak sementara harga jual ayam gepreknya tak naik.

‘’Kalau cabai rawitnya dikurangi kan jadi kurang pedas. Nanti pelanggan protes,’’ tandas Didi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement