REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dedi Taufik mengatakan, kebudayaan menjadi kekuatan pariwisata Jabar. Hal itu terlihat dalam West Java Calendar of Event (CoE) and Festival 2020. Dari 167 event, 107 di antaranya merupakan event kebudayaan.
“Awal tahun 2020, kita me-launching yang namanya Calendar Event. Nah, Calendar Event ini untuk festival didominasi, 64 persen, oleh festival kebudayaan. Festival budaya di Jabar ini (memang) cukup diminati,” ujar Dedi, Rabu (22/1).
Menurut Dedi, CoE 2020 ini merupakan rangkuman event terbaik di Jabar yang diharapkan memenuhi standar 3C. Yakni Creative Value (nilai kreativitas), Commercial Value (nilai komersil), serta CEO Commitment (komitmen kepala daerah dalam mengembangkan pariwisata daerahnya).
Dedi mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar saat ini berkeyakinan bahwa kebudayaan merupakan kekuatan pariwisata Jabar. Ia pun berharap, dengan banyaknya festival budaya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jabar.
"Komitmen Pemprov Jabar kebudayaan menjadi kekuatan untuk pariwisata," katanya.
Dedi berharap, di festival atau calendar event ini ada peningkatan kunjungan. "Sesuai arahan Pak Menteri Pariwisata, tidak melihat jumlah kunjungan yang banyak tapi kualitas tourism-nya,” katanya.
Kebudayaan Jabar ini, kata dia, sesuai dengan strategi promosi pengembangan pariwisata, budaya ini menjadi kekuatan. Tahun ini harus ada pendekatan partisipasi masyarakat dan kemudian ada juga keunikan.
Dari 167 event festival di dalam CoE itu, kata dia, terdapat lima event yang mendapat dukungan dan akan dipromosikan secara masif ke level dunia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) yakni Asia Afrika Festival 2020 (Bandung) Cap Go Meh (Bogor) Hardfest Pesona Jatigede (Sumedang), Festival Seni dan Budaya Cirebon, serta Gebyar Pesona Budaya Garut.