Rabu 22 Jan 2020 17:51 WIB

Serangan Monyet ke Desa Cibeureum Semakin Sulit Dikendalikan

Ratusan monyet dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai turun ke Desa Cibeureum.

Seekor monyet ekor panjang (Macaca Fascicuralis) diamankan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Warga Desa Cibeureum, Jawa Barat, resah karena rumah dan lahan pertaniannya dirusak kawanan monyet ekor panjang.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Seekor monyet ekor panjang (Macaca Fascicuralis) diamankan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Warga Desa Cibeureum, Jawa Barat, resah karena rumah dan lahan pertaniannya dirusak kawanan monyet ekor panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Rumah dan lahan pertanian warga di Desa Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diserbu kawanan monyet dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai. Warga pun resah dengan kondisi tersebut.

"Sudah lama kawanan monyet ini ke pemukiman warga, tapi karena jumlahnya semakin banyak, maka warga mengeluh," kata Kepala Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Suheri di Kuningan, Rabu.

Baca Juga

Suheri mengatakan, empat bulan terakhir ini, serangan monyet ke pemukiman penduduk desa dan lahan pertanian warga semakin tak bisa dikendalikan. Akibatnya, masyarakat Desa Cibeureum mengadukan masalah ini ke pemerintah desa setempat, agar mengatasi serbuan kawanan monyet berjenis ekor panjang tersebut.

"Kami dari pemerintah desa sudah berkirim surat ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) untuk bisa mengatasi masalah tersebut," jelasnya.

Dia mengatakan, BKSDA Jawa Barat dan BTNGC sudah berupaya dengan cara mengendalikan populasi monyet di hutan lindung Taman Nasional Gunung Ciremai seluas sembilan hektare. Petugas BKSDA Jawa Barat secara khusus mengutus sejumlah orang dari suku Baduy Banten untuk menangkap ratusan ekor monyet liar yang kerap merusak lahan perkebunan milik warga.

"Monyet-monyet yang berhasil ditangkap kemudian dibawa petugas ke kantor BKSDA Purwakarta untuk dikarantina," jelas Suheri.

Proses penangkapan monyet berlangsung dari Sabtu (18/1) hingga Selasa (22/1).  Selama empat hari itu, petugas berhasil menangkap 100 ekor lebih monyet untuk dikarantina.

Menurut Suheri, jumlah populasi kera ekor panjang di hutan lindung semakin meningkat dalam setahun terakhir. Apalagi, kera betina bisa melahirkan hingga dua kali.

Sementara itu, seorang warga Desa Cibeureum Akhyari (60) mengaku sudah kerepotan mengatasi serbuan monyet ke pemukiman. Ia mengatakan, kawanan monyet itu bukan saja mengambil barang-barang atau makanan dalam rumah saja, bahkan atap-atap rumah pun sampai dirusak.

Selain itu, para petani pun sudah resah. Waktu mereka tersita untuk menjaga lahan dari ancaman serbuan monyet.

"Ubi milik petani juga rusak di serang kawanan monyet yang berkeliaran," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement