Rabu 22 Jan 2020 17:01 WIB

Virus Corona Belum Terdeteksi di Bandara Seokarno-Hatta

Sejumlah alat disiagakan sebagai upaya pencegahan masuknya virus korona dari bandara.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Andi Nur Aminah
Monitor alat pemindai suhu di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang
Foto: Republika/Abdurrahman Rabbani
Monitor alat pemindai suhu di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bandara Internasional Soekarno-Hatta belum mendekteksi adanya virus corona. Senior Manager Of Branch Communication and Legal Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Febri Toga Simatupang mengatakan berdasarkan informasi yang diterimanya hasilnya negatif.

“Hingga saat ini sejumlah penumpang terutama datang dari Cina ke Indonesia belum didapati adanya yang terkena virus corona,” ucapnya di Terminal 3 kedatangan internasional Soekarno-Hatta, Kamis (22/1).

Baca Juga

Meskipun pihaknya tidak menemukan adanya indikasi virus corona tersebut, pemeriksaan juga tetap dilakukan secara ketat. Berbagai upaya antisipasi pencegahan seperti pemasangan thermal scanner atau alat pemindai suhu tubuh juga disiagakan. “Kami menyiagakan sejumlah alat tersebut sebagai upaya pencegahan terhadap virus corona. Dikhawatirkan mungkin terbawa oleh penumpang pesawat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta Anas Ma'aruf mengatakan sampai saat ini belum ditemukan kasus terduga atau suspek pada penumpang atau kru pesawat dari Cina yang masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta.

Karena penyebaran virus ini yang sangat kuat, sebelumnya, kementerian kesehatan telah mengirim surat edaran ke 135 Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia, baik jalur keluar masuk lewat laut, darat dan udara. "Jadi untuk pengawasan dan pengetatan kita fokuskan ke penerbangan dari Cina, sebab virus kemungkinan terbawa penumpang dari sana," kata dokter Anas saat di wawancarai wartawan.

Lebih lanjut, dalam upaya mendeteksi infeksi virus corona yang sudah menyebar secara luas, pihak KKP diwajibkan untuk memperbaharui informasi terbaru. Di samping itu, gejala utama dari penyakit yang menyebabkan radang paru-paru ini adalah suhu badan yang tinggi. Jika penumpang dan kru pesawat yang memiliki suhu badan di atas 38 derajat Celsius akan mudah terdeteksi melalui thermal scanner atau alat pendeteksi suhu tubuh.

“Kalo kita meyakini mereka terkenana virus tersebut, kita akan lakukan rujukan ke Rumah Sakit yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, seperti di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, RS Gatot Subroto dan lainnya,” katanya.

Penumpang atau kru pesawat yang memiliki gejala yang hampir sama dengan virus corona nantinya akan diberikan health alert card atau kartu kuning, yang dalam keterangannya harus melapor dalam jangka waktu dua minggu jika terdapat keluhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement