REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Jumlah warga yang menderita hipertensi di Kabupaten Purbalingga cukup tinggi. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Teguh Wibowo, menyebutkan jumlah warga yang tercatat berobat yang ke tempat-tempat pelayanan kesehatan pertama pada tahun 2019, tercatat sebanyak 37.984 penderita.
''Jumlah penderita hipertensi ini, menduduki peringkat kedua setelah penyakit ISPA (saluran pernafasan-red)berupa sakit batuk dan pilek. Sepanjang tahun 2019, jumlah warga yang berobat karena sakit ISPA ada sebanyak 71.559 warga,'' ucap dia, Rabu (22/1).
Dia menyebutkan, tingginya jumlah penderita ISPA, merupakan hal yang wajar, karena penyakit ini biasanya meningkat pada masa-masa tertentu terkait dengan perubahan cuaca.
''Sakit ISPA juga relatif mudah diobati. Dengan banyak istirahat, penderita ISPA biasanya akan sembuh,'' katanya.
Namun untuk penyakit Hipertensi, Teguh menyatakan, kasusnya akan lebih berat. Hal ini mengingat hipertensi, bisa menimbulkan dampak ikutan berupa penyakit lain, seperti stroke, gagal ginjal, atau penyakit lainnya.
Untuk itu, dia minta agar warga yang diketahui mengidap penyakit hipertensi agar lebih berhati-hati. ''Mereka yang berbakat hipertensi, harus bisa menjaga pola makan dan gaya hidupnya,'' jelasnya.
Dia menyebutkan, penyakit hipertensi biasanya memang dipicu oleh pola makan dan gaya hidup. ''Pola makan yang sering mengonsumsi fastfood, berbahan lemak tinggi, kebiasaan kurang tidur, dan stres, sering menjadi penyebab munculnya penyakit hipertensi,'' katanya.
Di luar penyakit itu, Teguh menyebutkan, kasus penyakit yang jumlah penderitanya cenderung meningkat, adalah penyakit yang berhubungan dengan lambung, seperti maag. Jenis penyakit ini, juga banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat berupa stress dan tidak makan teratur.
''Prinsipnya, penyakit-penyakit yang saat ini banyak dialami warga memang bergeser pada penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang justru tidak bersifat menular,'' katanya.