Rabu 22 Jan 2020 15:05 WIB

Sepi Wisman ke Garut, Aksesibilitas Dinilai Jadi Sebab

Wisman yang datang ke Garut baru lima persen dari total kunjungan 2,8 juta orang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolanda
Wisatawan berswafoto di Kawah Talaga Bodas Desa Sukamenak, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (4/9).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Wisatawan berswafoto di Kawah Talaga Bodas Desa Sukamenak, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut mencatat, selama 2019 terdapat sekira 2,8 juta yang mengunjungi daerah yang memiliki julukan Swiss van Java itu. Namun, dari jutaan wisatawan berkunjung ke Garut, hanya sekira 5 persen wisatawan mancanegara yang datang.

Kepala Disparbud Kabupaten Garut Budi Gan Gan menyebut, alasan minimnya wisman berkunjung tak lain adalah aksesibiltas yang belum bervariasi. Saat ini, satu-satunya cara untuk pergi ke pusat kota Kabupaten Garut hanya menggunakan kendaraan bermotor, baik umum ataupun pribadi.

"Jadi wisatawan asing yang datang masih sangat kecil. Baru sekira 5 persen dari total kunjungan wisatawan," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (22/1).

Ia menjelaskan, umumnya wisman yang datang ke Indonesia itu memiliki waktu 12 hari. Asumsinya, enam hari pasti dihabiskan di Bali sebagai magnet terkuat Indonesia di mata wisman, dua hari disisihkan untuk melakukan perjalanan, sementara empat hari sisanya diperebutkan daerah wisata lain, seperti Bandung atau Yogyakarta.

Menurut dia, biasanya wisman yang datang ke Bandung setelah berlibur di Bali, itu memilih Garut sebagai tujuan selanjutnya. Namun, dikarenakan kondisi jalan ke Garut saat ini relatif sering macet, akhirnya wisman meneruskan perjalanan ke Yogyakarta dengan menggunakan kereta api. Hal itu juga disebabkan jumlah penerbangan ke Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung semakin berkurang.

"Wisman dari Bali biasanya mendarat di Soekarno-Hatta, lalu ke Bandung. Dari Bandung, saat ini mereka lebih memilih ke Yogyakarta dengan kereta," kata dia.

Kendati demikian, Budi optimistis pada 2020 wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Garut akan semakin banyak. Ia menargetkan, pada 2020 akan ada 3,1 juta wisatawan yang berkunjung. Alalagi, saat ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah mereaktivasi jalur kereta dari Stasiun Cibatu ke Stasiun Garut, yang ditarget dapat beroperasi pada awal 2020.

"Mudah-mudahan dengan rencana kereta garut beroperasi kembali, wisatawan asing itu bisa menggunakan moda kereta. Itu pengharapan kami pada 2020," ucap dia.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut juga menyiapkan sejumlah festival untuk memancing wisatawan datang. Bahkan, Budi mengklaim, belasan festival yang sudah disiapkan Pemkab Garut terpilih dalam 167 festival unggulan Jawa Barat (Jabar) 2020 yang ditetapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

Beberapa festival yang akan terselenggara di Garut antara lain Acara Kebudayaan Priangan dan Gebyar Pesona Budaya Garut. Karena itu, Budi optimistis, target 3,1 juta kunjungan wisatawan ke Garut pada 2020 akan tercapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement