REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mulai melaksanakan sosialisasi terkait dengan sensus penduduk dengan menggunakan sistem dalam jariangan (daring). Sosialisasi akan dimulai 15 Februari sampai 31 Maret 2020.
Kepala BPS Kota Mataram Isa mengatakan sosialisasi telah dilaksanakan melalui berbagai media, spanduk, stiker, dan mobil informasi keliling. "Kami juga menyasar pelajar pada sekolah tingkat SMA/MA dan SMK dan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi. Harapan kita, mereka bisa melanjutkan apa yang kami sosialisasikan kepada keluarga, teman sebaya, atau bahkan masyarakat lainnya," katanya di Mataram, Rabu (22/1).
Isa yang ditemui seusai mengikuti rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram itu, mengatakan dalam sensus penduduk dengan sistem daring akan menggunakan penetapan SLS (Satuan Lingkungan Setempat) terendah, yakni rukun tetangga, di mana saat ini sudah terdata 1.715 SLS yang akan menjadi wilayah kerja sensus 2020, dengan memasukkan data penduduk dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapi) ke wilayah kerja BPS.
Dia menjelaskan basis data yang digunakan dalam sensus penduduk 2020, adalah data Disdukcapil Desember 2019. Dengan demikian, katanya masyarakat yang sudah terakomodasi pada kondisi terakhir diharapkan melakukanu update (memperbaharui) data melalui sensus daring.
"Untuk sensus nanti, masyarakat tinggal mengakses link BPS melalui sensus. bps.go.id, kemudian memasukkan nomor induk kependudukan dan password yang akan kami berikan mendekati kegiatan sensus," katanya.
Dia mengatakan untuk memudahkan masyarakat memperbaharui data melalui sensus penduduk daring, kepala keluarga bisa membantu "update" data keluarga lainnya seperti anak atau saudara selama itu masih dalam satu KK.
Untuk masyarakat yang lanjut usia, tidak memiliki Android dan gagap teknologi, BPS akan menurunkan petugas khusus mulai 1 Juli 20120 untuk melakukan pendataan melalui sistem wawancara seperti tahun sebelumnya.
"Bedanya, tahun 2020, hasil wawancara langsung menggunakan handphone Android sehingga data penduduk bisa terakomodasi langsung," katanya.
Ia mengatakan untuk mengetahui penduduk yang akan menjadi sasaran penyisiran karena tidak melakukan sensus penduduk daring, pada 31 Maret 2020, BPS akan mencetak semua data yang penduduk yang telah melakukan sensus daring.
Selanjutnya, data tersebut diserahkan ke semua RT atau SLS untuk mencermati satu persatu penduduk mereka yang belum melakukan sensus daring. "Setelah teridentifikasi, barulah petugas kami akan turun melakukan penyisiran," katanya.
Untuk menyukseskan program tersebut, Isa berharap semua masyarakat bisa memberikan dukungannya terkait dengan akurasi data penduduk Kota Mataram. Data itu akan menjadi basis data pemerintah dalam setiap pelaksanaan program di daerah.