Rabu 22 Jan 2020 09:43 WIB

Produk Kopi Gunung Kelir Kian Diminati Pasar Luar Negeri

Produk kopi robusta Gapoktan Gunung Kelir semakin diterima pasar kopi internasional

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Christiyaningsih
Produk kopi robusta Gapoktan Gunung Kelir semakin diterima pasar kopi internasional. Ilustrasi.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Produk kopi robusta Gapoktan Gunung Kelir semakin diterima pasar kopi internasional. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Produk kopi robusta asal wilayah Kecamatan Jambu semakin diterima pasar kopi internasional. Meski dikelola secara tradisional, produksi kopi dari petani di kecamatan ini telah dinikmati konsumen dari berbagai negara di dunia.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang Wigati Sunu mengungkapkan para petani kopi di Kecamatan Jambu yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Gunung Kelir cukup agresif dalam membidik pasar internasional. "Saat ini, rata- rata ekspor produksi kopi premium dari Kecamatan Jambu bisa mencapai 100 ton per tahun untuk memenuhi permintaan berbagai negara di kawasan Timur Tengah," ungkapnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (22/1).

Baca Juga

Kapasitas ekspor kopi tersebut belum termasuk produk kopi premium yang juga diekspor ke sejumlah pasar kopi di negara di kawasan Eropa, Australia, serta sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura. Ia juga mengungkapkan saat ini di wilayah Kecamatan Jambu ada beberapa gapoktan yang mengelola perkebunan kopi rakyat di atas lahan seluas 489 hektare dengan rerata produksi mencapai 1,1 ton kopi kering per hektare.

"Setiap tahun, para petani Jambu setidaknya bisa mengkumpulkan lebih kurang 850 ton kopi masak pohon. Kebun kopi rakyat yang dikenal dengan kopi gunung kelir tersebut dikelola oleh hampir 30 persen dari total jumlah warga di kecamatan Jambu," lanjutnya.

Saat ini ada 10 eksportir yang menjalin kerja sama dengan gapoktan kopi Gunung Kelir hingga komoditas ini bisa bersaing dan diterima di pasar kopi internasional tersebut. Guna mendorong kualitas kopi perkebunan rakyat ini Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang melalui penyuluh lapangan terus melakukan pembinaan kepada para petani.

"Sehingga mutu produk kopi gunung Kelir yang dihasilkan para petani di Kecamatan Jambu ini dapat terjaga sekaligus mampu memenuhi standar yang telah ditentukan oleh eksportir tersebut," lanjutnya.

Camat Jambu Moh Edy Sukarno menambahkan budidaya kopi rakyat oleh petani di Kecamatan Jambu juga menjadi rujukan bagi daerah lain untuk belajar membudidayakan maupun mengolah kopi robusta. Sebab selain untuk memenuhi pasar ekspor, produk kopi robusta tersebut juga diolah sendiri olah para petani menjadi produk kopi kemasan siap seduh dengan beragam model pemasaran

"Dengan begitu, petani tidak hanya bisa mendapatkan hasil dari ekspor produk biji kopi, namun juga bisa menikmati hasil dari produk kopi olahan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement