Selasa 21 Jan 2020 21:22 WIB

Tak Sanggup Biayai LRT Jatim, Menhub Usulkan ART

Menhub menyebut ART lebih mungkin diterapkan di Jatim.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Keinginan Pemprov Jatim untuk memiliki transportasi masal berbasis rel, yakni light rapid transit (LRT) di Gerbangkertasusila, tampaknya sulit terwujud. Pasalnya, Kementerian Perhubungan merasa keberatan untuk membiayai proyek tersebut. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, anggaran yang dimilikinya sangat terbatas, dan tidak memungkinkan untuk bembiayai pembangunan LRT Jatim.

"Saya sampaikan dana pemerintahan itu sedikit sekali. Bayangkan kita (Kemenhub) itu dananya cuma Rp 43 triliun. Kalau LRT itu satu tempat bisa menghabiskan Rp 15 triliun," ujar Budi saat menggelar pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Bandara Juanda, Sidoarjo, Selasa (21/1).

Baca Juga

Budi Karya Sumadi pun menyarankan Khofifah membangun autonomus rail rapid transit (ART) yang merupakan kombinasi antara kereta dan bus yang semuanya digerakkan oleh listrik. Namun, ART menggunakan ban yang jalurnya melintasi jalan yang sama seperti kendaraan pada umumnya. Menurutnya, ART lebih memungkinkan diterapkan di Jatim.

"Jadi kita berpikir untuk menggunakan ART. Karena lebih fleksibel dimana masih memungkinkan badan jalan untuk digunakan. Jadi ini rekomendasi," ujar Budi.

Budi pun mengusulkan ada daerah yang menjadi percontohan atau pilot project untuk merealisasikan ART tersebut. Budi kemudian menyarankan agar Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak melakukan kunjungan ke negara-negara yang telah menerapkan transportasi ART. Tujuannya untuk mempelajari penerapan alat transportasi dimaksud.

"Silahkan Pak Wagub menunjuk tempat yang akan diujicobakan. Kemudian mengunjungi negara-negara yang punya kapasitas (penerapan ART)" kata Budi.

Menyikapi saran dari Budi Karya Sumadi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan masih menunggu. Di mana pada Jumat (24/1), Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak akan ke Jakarta mendengarkan hasil studi kelayakan tim dari Jerman, terkait transportasi yang akan diterapkan di Gerbangkertasusila.

Tim tersebut membawa hasil studi kelayakan  yang baru saja dilakukan untuk melihat visibilitas membangun konektivitas transportasi publik di Gerbangkertasusila. "Misalnya, menggunakan MRT atau LRT mana yang elevated dan mana yang tidak. Kemudian ada yg baru pada saat Rakor dengan Menkoperekonomian lalu pak Menhub menyampaikan ART," ujar Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement