Selasa 21 Jan 2020 15:40 WIB

Ratusan Pelaku Ekonomi Kreatif akan Tempati E-Kraf Bogor

Pembangunan E-kraf di jalan Juanda sudah mencapai 30 persen.

Rep: Nugroho Habibie/ Red: Dwi Murdaningsih
Industri kreatif fashion.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Industri kreatif fashion.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ratusan pelaku industri ekonomi kreatif akan menempati pusat ekonomi kreatif (ekraf) yang dibangun dibekas Badan Koordinator Wilayah (Bakorwil) Jawa Barat di Jalan Djuanda, Kota Bogor. Pembangunana pusat e-kraf tersebut tersebut telah mencapai 30 persen.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menuturkan pembangunana tersebut ditargetkan rampung pada akhir tahun 2020. Tempat tersebut dapat menampung para pelaku industri kreatif di Kota Bogor.

Baca Juga

"Sisa yang 70 persen diharapkan nanti selesai di bulan Desember 2020 dan 2021 awal Bogor paling tidak sudah memiliki yang namanya Bogor creative Center," ucap Dedie saat ditemui di Balai Kota Bogor, Selasa, (21/1).

Nantinya, Dedie menuturkan, pusat e-kraf dapat menjadi tempat untuk berkolaborasi antar pelaku industri kreatif. Harapannya, perkembangan e-kraf di Kota Bogor dapat berkembang pesat.

Dedie menjelaskan, telah menampung masukan dari pelaku e-kraf di Kota Bogor. Dia menyebut, mereka membutuhkan sarana yang memadai untuk mengembangkan bisnis mereka.

"Bogor ada ratusan kelompok kelompok yang terdiri dari berbagai latar belakang keilmuan di bidang bisnis kreatif. Sebetulnya mereka sudah mandiri tapi mereka berharap bisa sedikit campur tangan pemerintah," ucap dia.

Sampai saat ini, sambung Dedie, Pemkot Bogor telah melakukan komunikasi secara intensif dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). Sebab, dia menyatakan, pusat e-kraf tersebut masih menjadi aset Pemrov Jabar.

Dedie menjelaskan, hingga pembangunan rampung pusat tersebut masih menjadi tanggung jawab Pemprov Jabar. Namun, dia berharap, setelah pembangunan rampung aset tersebut dapat segera dihibahkan ke Pemkot Bogor. Sehingga, Pemkot Bogor dapat menganggarkan untuk pengelolaan dan pengembangan pusat e-kraf tersebut.

"Kalo dihibahkan di akhir tahun ini, ya mudah-mudahan 2020 sudah bisa operasional di bawah anggaran pemerintah kotak kalau memungkinkan," kata Dedie.

Pusat e-kraf akan menemoati lahan seluas 1.300 meter persegi itu. Proses pembangunan awal berupa kerangka bangunanmenelan anggaran Rp 3,9 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement