REPUBLIKA.CO.IDBandung—Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi, mengatakan, penyebab kecelakaan bus pariwisata yang merenggut nyawa delapan orang tersebut masih dalam penyelidikan. Ditlantas Polda Jabar bersama Polres Subang, kata dia, tengah melakukan olah TKP untuk mengumpulkan bukti-bukti dan meminta keterangan sejumlah saksi.
‘’Masih didalami penyebab kecelakaan tersebut,’’ kata Kapolda saat melakukan peninjuan ke lokasi kejadian Sabtu (18/1) malam.
Dari hasil laporan sementara, kata Kapolda, kecelakaan tunggal bus pariwisata Purnama Sari Nopol E 7508 W berawal saat kendaraan bermuatan 58 penumpang itu meluncur dari arah Bandung menuju tempat wisata air panas Ciater. Saat kendaraan melintas di jalan menurun di Kampung Nagrok, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kab Subang, sopir tak bisa mengendalikan laju kendaraan. Akibatnya bus terguling ke kanan.
‘’Seluruh korban meninggal dan luka-luka sudah dievakuasi ke rumah sakit,’’ kata dia di lokasi kejadian.
Sebagaimana diketahui, peristiwa kecelakaan tersebut terjadi Sabtu (18/1) sekitar pukul 17.15 WIB. Selain mengakibatkan delapan orang meninggal, sebanyak 10 penumpang bus tersebut mengalami luka berat dan ringan. Korban dilarikan ke rRSUD Ciereng, Kabupaten Subang. Menurut penuturan saksi, Ny Badriah (43) warga Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, saat kejadian moil melaju kencang karena menyusuri jalan menurun. Tiba-tiba, kata dia, mobil oleng dan kemudian terguling. ‘’Penumpang berteriak. Saya berada di kursi tengah,’’kata korban yang hanya mengalami luka ringan ini dalam keterangannya kepada polisi.
Badriah mengatakan, rombongan bus tersebut rencananya akan berlibur ke objek wisata air panas Ciater. Ia mengatakan, bus tersebut penuh penumpang dan ada beberapa anak di dalamnya. Saat berangkat ia mengaku tak memiliki firasat akan terjadi kecelakaan. ‘’Sejak berangkat tidak ada yang aneh dengan bus ini,’’ kata dia.