Ahad 19 Jan 2020 10:21 WIB

Petani Milenial Garut Dilatih Kembangkan Komoditas Jeruk

Pengembangan komoditas jeruk diberikan mulai dari strategi hingga pengolahan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian, melakukan pelatihan kepada para petani muda dalam pengembangan komoditas jeruk, mulai dari strategi dan kebijakan pascapanen hingga pengolahannya (Ilustrasi Petani Jeruk)
Foto: Antara/Saiful Bahri
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian, melakukan pelatihan kepada para petani muda dalam pengembangan komoditas jeruk, mulai dari strategi dan kebijakan pascapanen hingga pengolahannya (Ilustrasi Petani Jeruk)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian, melakukan pelatihan kepada para petani muda dalam pengembangan komoditas jeruk, mulai dari strategi dan kebijakan pascapanen hingga pengolahannya. Pelatihan dilakukan bagi 60 orang peserta petani milenial dari sembilan kecamatan di Kabupaten Garut.

Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Siti Munifah, mengatakan, program pelatihan itu merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan para petani agar lebih meningkatkan hasil produksi komoditas perkebunan strategis. Pelatihan itu sengaja menyasar kaum milenial agar lebih terbuka dengan perkembangan zaman.

Baca Juga

“Petani milenial ini akan dibentuk jadi pengusaha milenial dan petani sejahtera melalui kegiatan bertema energizing and inspiring millenial agripreneurs ini," kata dia dalam keterangan resminya, Sabtu (18/1).

Pelatihan itu dilakukan selama tiga hari (17-19 Januari 2020) di Epitilu Agro Farm, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Para peserta pelatihan diberikan materi secara klasikal dan praktik mengenai komoditas jeruk dan menumbuhkembangkan minat generasi muda terhadap pertanian melalui Garut Edufarm Center.

Siti menyarankan, para petani muda itu dapat membuat kelompok kecil. Dengan begitu, para petani bisa dekat dengan akses perbankan dan bisa membentuk korporasi.

Ia menambahkan, program pelatihan tersebut dapat menciptakan petani yang produktif dengan hasil yang terjaga. Tujuannya tak lain untuk program Gerakan Tiga Kali Ekspor atau peningkatan ekspor pertanian hingga tiga kali lipat pada 2020.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beny Yoga, mengakatan para petani saat ini harus kreatif dalam mencari cara menjaga produktivitas dengan lahan yang terbatas. Selain itu, petani zaman sekarang juga harus mulai menjalin akses ke lembaga keuangan untuk modal bertani.

"Modern, pertanian modern adalah keharusan untuk efisiensi. Mari tumbuhkan dunia pertanian khususnya di Garut, dengan kekuatan bersama akan bisa semua,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement