Kamis 16 Jan 2020 22:43 WIB

Jalur Pantura Pati Tersendat Akibat Banjir Bandang

Banjir bandang menggenangi jalan dengan ketinggian bervariasi.

Banjir bandang menggenangi jalan dengan ketinggian bervariasi di jalur Pantura Pati, Jawa Tengah. Ilustrasi banjir di Pantura.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Banjir bandang menggenangi jalan dengan ketinggian bervariasi di jalur Pantura Pati, Jawa Tengah. Ilustrasi banjir di Pantura.

REPUBLIKA.CO.ID, PATI— Arus lalu lintas di Jalur Pantura Pati, Jawa Tengah tersendat akibat banjir bandang menggenangi jalur tersebut di kilometer 9 Kecamatan Margorejo dengan ketinggian air bervariasi, Kamis (16/1).

Banjir bandang mengakibatkan kendaraan yang melintas harus dengan kecepatan rendah. Antrean kendaraan hingga dua kilometer dari arah Kudus maupun Surabaya terlihat di sepanjang Jalan Pati-Kudus karena jalan tergenang air.

Baca Juga

Personel Polres Pati yang diterjunkan di lokasi banjir berupaya mengatur arus lalu lintas dari arah Kudus maupun Surabaya dengan memberikan aba-aba untuk melambat kendaraan serta hati-hati, terutama kendaraan roda dua karena banyak yang melintas di tepi jalan dan diperkirakan ada lubang tidak terlihat karena tergenang air.

Waka Polres Pati, Kompol I Wayan Tudy, mengungkapkan jajarannya diterjunkan ke lokasi banjir sejak mendapatkan informasi banjir, mengingat jalan juga tergenang.

Banjir di Desa Bumirejo, Kecamatan Margorejo itu, kata dia, karena Sungai Kaliampo tidak mampu menampung arus air. Luapan air sungai tersebut hingga Jalur Pantura Pati-Kudus.

Untuk itu, kata dia, semua kendaraan yang melintasi jalur tersebut diminta mengurangi kecepatan menyusul mengalirnya air di sepanjang jalan.

Akibat kejadian tersebut, terjadi perlambatan arus lalu lintas sepanjang 2 kilometeran dari arah Surabaya maupun Kudus. Agus, salah seorang pemilik bengkel di Desa Bumirejo mengungkapkan banjir bandang terjadi sejak pukul 15.00 WIB.

Bengkel miliknya juga ikut terdampak karena luapan air Sungai Kaliampo yang ke areal persawahan, akhirnya masuk tempat usahanya itu dan merusak lantai bengkel. 

"Ini kejadian paling parah sejak dua tahun terakhir, menyusul adanya sumbatan pada saluran air serta adanya pabrik sehingga air terkonsentrasi di titik tertentu," ujarnya sembari menambahkan banjir bandang sebelumnya, tidak mengakibatkan lantai bengkelnya rusak.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement