REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Musim hujan yang sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir, masih belum bisa diikuti dengan masa tanam padi. Hal ini disebabkan kondisi beberapa waduk yang menjadi sumber pengairan sawah, masih belum terisi air yang memadai.
Seperti Waduk Sempor yang berada di Desa Sempor Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen, volume air hingga saat ini masih jauh dari volume normal. "Saat ini, volume air waduk masih sekitar 8 jutaan meter kubik. Masih kurang sekitar 17 juta meter kubik, agar volume air waduk bisa dalam kondisi normal," jelas Kepala Unit Pengelola Bendungan UPB Sempor, Dermaji, Kamis (16/1).
Untuk itu, dia menyebutkan, sampai saat ini pintu air irigasi yang bersumber dari waduk Sempor, masih belum dibuka. Dengan demikian, saluran irigasi yang mengairi areal persawahan di wilayah Kebumen barat mulai dari Kecamatan Gombong, Karanganyar, Buayan, hingga wilayah pesisir selatan, masih dalam kondisi kering.
Namun dia menyebutkan, beberapa petani sudah ada yang mulai mengolah tanah dan menyebar benih untuk mempersiapkan musim tanam. Namun luas arealnya tidak terlalu banyak, karena hanya menggantungkan pada air hujan.
Dia berharap, hujan akan terus turun selama beberapa hari ke depan sehingga air waduk Sempor bisa segera terisi dan dialirkan ke sawah-sawah petani.
Terkait kondisi ini, dia memperkirakan musim tanam dengan luasan sawah hampir seluruhnya, baru bisa dilakukan pada Februari 2020. Dengan demikian, musim panen raya juga baru bisa dilaksanakan sekitar Mei 2020. "Memang keterlambatannya cukup lama," jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen Tri Haryono melalui Kabid Tanaman Pangan Ifah Ismatul Banat, sebelumnya juga menyebutkan terjadnya keterlambatan musim tanam di wilayah Kabupaten Kebumen. Bukan hanya di wilayah barat Kebumen yang mendapat pasokan air dari Waduk Sempor. Namun areal sawah di wilayah timur Kebumen juga mengalami keterlambatan tanam karena pasokan air dari Waduk Wadaslintang masih belum lancar.
Bahkan dia menyebutkan, hingga kini baru sekitar 10 persen areal persawahan yang telah ditanami padi. "Dari sekitar 40 ribu hektar sawah yang ada di Kebumen, baru sekitar 4.335 hektar yang telah tanam," katanya.
Untuk mengejar keterlambatan ini, dia berharap, petani yang sawahnya sudah tergenang air hujan, bisa mulai menebar benih dan mengolah tanah. Dengan demikian, saat saluran irigasi mengalir, sawah-sawah sudah selesai ditanam.