REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mengupayakan peningkatan kualitas jalan menuju Pelabuhan Teluk Tapang, Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat. Harapannya, jalan menuju ke sana bisa dimanfaatkan untuk angkutan barang pada 2021 atau 2022.
"Dari 43 kilometer jalan dari pusat pemerintahan kecamatan Sungai Beremas di Air Bangis ke pelabuhan hanya sebagian kecil yang telah diaspal. Ini yang perlu segera ditingkatkan," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang, Kamis (16/1).
Menurutnya sejak 2018 sudah ada puluhan miliar yang digelontorkan baik dari APBD Pasaman Barat, provinsi maupun pusat untuk membangun akses jalan tersebut. Namun dana tersebut baru bisa membuka dan mengaspal jalan sekitar delapan kilometer saja, sisanya masih jalan tanah yang belum bisa dilewati kendaraan besar seperti truk barang pembawa CPO.
Padahal secara fisik pelabuhan tersebut telah selesai dibangun. Pelabuhan tersebut diproyeksikan sebagai pelabuhan penopang bagi pelabuhan utama. Harapannya, Teluk Bayur sehingga produk CPO di Pasaman Barat dan sekitarnya, hingga ke perbatasan Sumatera Utara bisa dibawa keluar melalui pelabuhan itu.
"Ke depan mungkin kita ganti arah pembangunannya. Tidak perlu langsung diaspal karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Dibuka saja dulu sampai timbunan kerikil. Secara bertahap baru diaspal," ujar Nasrul Abit.
Ia menyebut perhatian pemerintah pusat terhadap Sumbar sangat besar terutama untuk daerah-daerah yang masih tertinggal. Kabupaten Mentawai dan Pasaman Barat masuk prioritas untuk dibantu pembangunan infrastrukturnya.
"Kita mendapatkan kesempatan untuk audiensi dengan pejabat di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI awal 2020 ini dan akses jalan ke Teluk Tapang akan masuk pembahasan," ucap dia.
Pelabuhan Teluk Tapang yang berada di perbatasan Sumbar dan Sumatra Utara itu dinilai efektif untuk menopang pelabuhan Teluk Bayur. Hasil bumi dari Pasaman, Pasaman Barat sekitarnya seperti CPO, jagung maupun hasil tambang bisa dibawa keluar melalui pelabuhan itu.
Selama ini semua hasil bumi itu dibawa menggunakan truk besar dari Pasaman ke Teluk Bayur di Padang dengan jarak tempuh lebih dari 140 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 5 jam.
Selain tidak efektif dari segi waktu, puluhan truk besar yang melalui jalan itu setiap hari juga berpengaruh terhadap ketahanan kondisi jalan nasional sepanjang ratusan kilometer itu. Pasaman Barat memiliki potensi bidang perkebunan kelapa sawit dengan luas tanam 101.402 hektare yang berproduksi 330.881 ton pertahun.
Selain itu juga ada potensi jagung seluas 45.523 hektare dengan produksi 4,6 ton perhektar. Belum lagi potensi biji besi, mangan, granit dan lainnya.