Rabu 15 Jan 2020 13:08 WIB

Masyarakat Babel Diminta Waspada Banjir Rob

Gubernur Babel meminta masyarakat pesisir mewaspadai banjir rob

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Gubernur Babel meminta masyarakat pesisir mewaspadai banjir rob. Ilustrasi.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Gubernur Babel meminta masyarakat pesisir mewaspadai banjir rob. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman Djohan meminta masyarakat pesisir mewaspadai banjir rob. Imbauan disampaikan karena curah hujan tinggi dan naiknya pasang air laut sebagai dampak pemanasan global.

"Saat ini potensi terjadinya banjir rob sangat tinggi karena (ditambah) meningkatnya abrasi pantai," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Rabu (15/1).

Baca Juga

Ia mengatakan cuaca ekstrem dari tahun ke tahuan di Bangka Belitung mengalami peningkatan akibat pemanasan global. Ini terlihat sepanjang garis pantai mengalami abrasi sehingga selama Desember-Januari air pasang sampai ke jalan dan permukiman warga.

"Ancaman banjir rob dan abrasi menyusul peningkatan permukaan air laut akibat pemanasan global menjadi perhatian khusus pemerintah daerah," ujarnya.

Menurut dia untuk mengantisipasi bencana alam ini, pemerintah provinsi sudah membangun tanggul tanggul pemecah ombak maupun kebijakan lainnya untuk meminimalisir kerusakan lingkungan. "Ancaman bencana ini bersifat hidrometeorologi, seperti banjir longsor maupun angin puting beliung. Cukup sering terjadi, bahkan memiliki kecenderungan terjadi peningkatan setiap tahunnya," katanya.

Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa mengatakan pihaknya menyiagakan tim reaksi cepat di titik-titik rawan banjir rob. "Kami bersama aparat kepolisian dan instansi terkait lainnya terus memantau dan bersiaga untuk membantu masyarakat korban banjir ini," ujarnya.

Menurut dia, titik rawan banjir rob ini merupakan daerah langganan banjir selama musim hujan dan ditambah pasang air laut yang cukup tinggi berkisar 1,9 hingga dua meter. Selain itu, kondisi saluran air yang kurang baik mengakibatkan air hujan meluap ke permukiman dan fasilitas umum seperti jalan, SPBU, kantor pelayanan publik, dan pusat perbelanjaan.

"Mudah-mudahan hujan lebat kali ini tidak menimbulkan banjir dan genangan air yang lebih parah dibandingkan pada awal Januari tahun ini yang merendam ribuan rumah warga di 16 RT/RW di ibukota provinsi ini," ungkap Mikron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement