REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Purwakarta mulai meningkat seiring memasuki puncak musim hujan. Satu orang diketahui meninggal setelah terkena DBD.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Purwakarta Muh Zubaedi membenarkan satu orang warga di Kecamatan Darangdan meninggal setelah dirawat karena DBD. Pasien berusia 14 tahun itu sebelumnya sempat dirawat karena mengalami demam tinggi selama beberapa hari.
“Iya betul di Kecamatan Darangdan diduga meninggal karena DBD,” kata Zubaedi kepada Republika, Rabu (15/1).
Zubaedi mengatakan kasus DBD diketahui mulai meningkat sejak awal tahun ini. Hal itu seiring meningkatnya curah hujan yang membuat nyamuk aedes aegypti berkembang biak secara pesat. Hal itu terutama di tempat-tampat yang banyak genangan air.
Menurutnya, peningkatan pasien DBD memang banyak terjadi di Kecamatan Darangdan. Namun, ia mengaku belum bisa memberikan data peningkatan kasus sejak awal tahun.
“Mulai ada peningkatan tapi data kongkritnya sedang diminta laporan dari puskesmas maupun RS,” ujarnya.
Ia menyebutkan pada 2019 diketahui juga ada peningkatan jumlah pasien DBD di Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan catatan tahunan, ada 516 pasien yang terkena DBD pada 2019 lalu. Sementara pada 2018, 263 orang yang terkenda DBD selama satu tahun.
Ia pun senantiasa mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran nyamuk aedes aegypti ini di lingkungan sekitar. Hal itu terutama pada musim hujan yang saat ini terjadi sebab kondisi lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.
“Imbauan kepada masyarakat terus dilakukan melalui camat, kepala desa dan kepala puskesmas untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan cara 3M (menguras, menutup dan mengubur) dan mengaktifkan kembali jumantik dimulai dari tiap keluarga,” tuturnya.
Sebelumnya, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan peningkatan kasus DBD harus mulai menjadi perhatian. Anne meminta masyarakat juga berperan menjaga lingkungan sekitarnya agar tidak menjadi sarang nyamuk.
"Perlu upaya efektif cegah penyebaran DBD, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan meningkatkan pola bersih dan sehat," ujarnya.
Anne menuturkan, penyebaran penyakit DBD tak hanya disebabkan faktor cuaca, melainkan juga karena pola hidup yang kurang sehat. Akibatnya, tubuh menjadi mudah terserang penyakit, termasuk DBD.
"Mari galakan lagi bebersih dan tingkatkan pola hidup bersih dan sehat. Pencegahan DBD tak cukup hanya fogging, sebab tak bisa membunuh sampai jentik," ujarnya.