REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, dirinya memberikan porsi besar untuk pengembangan sektor pendidikan dalam APBD tahun 2020. Dari total APBD Jatim yang Rp 35,1 trilliun, sebesar 30 persen dialokasikan khusus untuk sektor pendidikan.
Khofifah menganggap, pendidikan menjadi ujung tombak pencetak SDM yang berkualitas. Gubernur perempuan pertama di Jatim itu pun meminta agar di awal tahun, seluruh jajaran Dinas Pendidikan di Jatim, bisa segera tancap gas. Ia meminta lelang barang dan jasa di bidang pendidikan agar segera dilakukan, agar proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan lancar dan baik.
"Kelengkapan kebutuhan untuk pendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemprov saya harapkan bisa segera dilakukan lelang. Hal ini sangat penting, untuk memenuhi dan menjamin kelancaran proses belajar mengajar," kata Khofifah di Surabaya, Senin (13/1).
Khofifah menjelaskan, saat ini kebutuhan pendidikan, khususnya untuk SMA dan SMK telah teranggarkan pada APBD, khususnya lewat program pendidikan gratis berkualitas (TisTas). Dengan dukungan anggaran cukup besar, Khofifah berharap, kualitas pendidikan di Jatim bisa semakin meningkat selaras dengan program Jatim Cerdas. Diharapkan juga, upaya tersebut akan bisa meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Jatim.
"Di APBD Tahun 2020 kita banyak memberikan porsi untuk sektor pendidikan. Kita memprioritaskan pendidikan karena pendidikan merupakan ujung tombak pencetak SDM berkualitas di Jatim," ujar Khofifah.
Khofifah mengaku, Pemprov Jatim juga sedang menyiapkan action plan untuk pendidikan yang ada di Jatim. Salah satunya dengan penguatan revitalisasi SMK dan SMK pengampu. Khusus untuk SMK Pengampu, pada 2020 terdapat 157 SMK Pengampu yang mengampu sekitar 785 SMK sesuai jurusan yang relevan.
“Pada tahun 2020 ini, kami akan fokus pada penguatan revitalisasi SMK termasuk di dalamnya peningkatan mutu dan relevansi pendidikan SMK dengan pasar kerja. Sedangkan untuk SMK Pengampu, kami fokus pada pelaksanaan fungsi SMK Pengampu yang telah difasilitasi sejak 2019,” ujar mantan menteri Sosial tersebut.
Selain itu, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim juga terus memperkuat konsep SMA dan MA Double Track. Di antaranya dengan pengembangan dan monitoring karir alumni SMA Double Track, pembinaan kewirausahaan melalui usaha sekolah online, serta menyiapkan wadah bertemunya jaringan mitra Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dengan calon tenaga kerja potensial alumni SMA dan MA Double Track melalui platform ruangkarir.net
"Khusus untuk tahun ini kami juga akan terus meningkatkan kualitas muatan vokasi untuk pendidikan Madrasah Aliyah (MA) di Jatim. Dengan bidang ketrampilan antara lain multimedia, teknik listrik, kecantikan, dan tata boga," kata Khofifah.
Selain itu, action plan pendidikan yang juga disiapkan yaitu dengan inkubasi siswa-siswi SMK sebagai talent pada Millenial Job Center (MJC). Dengan demikian, para siswa-siswi SMK tersebut akan bisa memiliki ketrampilan dan keahlian yang dibutuhkan para mitra usaha yang sudah bersinergi dengan MJC.