REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setelah memasuki musim penghujan, kasus Demam Berdarah Ddengue (DBD) yang disebabkan nyamuk aedes aegypti mulai merebak di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) setempat, sudah terdata pasien DBD sepanjang tahun ini lebih dari 20 kasus.
Menurut Kepala Diskes Bandar Lampung Edwin Rusli, kasus DBD yang terjadi di wilayah kota berdasarkan pendataan petugas, belum menjadi wabah kejadian luar biasa. Sepanjang tahun 2020, ujar dia, jumlah kasus DBD yang terjadi belum terdapat korban yang meninggal dunia.
Ia berharap masyarakat tetap waspada dan menjaga lingkungan setelah musim penghujan sekarang. “Warga yang menderita DBD segera melaporkan kepada puskesmas terdekat,” kata Edwin Rusli, Ahad (12/1).
Petugas Diskes Kota Bandar Lampung terus melakukan upaya pengidentifikasi kasus DBD yang terjadi di masyarakat, baik di puskesmas maupun rumah sakit. Hingga pertengahan Januari 2020, jumlah pasien yang mengidap penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut belum mengkhawatirkan.
Diskes Kota Bandar Lampung belum mendapatkan laporan dari pelayanan kesehatan terbawah hingga rumah sakit, terhadap kasus DBD yang menyebabkan pasien atau korban meninggal dunia. Ia mengatakan, memasuki musim penghujan sudah menjadi siklus tahunan penyebaran penyakit DBD mulai merebak dibandingkan pada musim panas sebelumnya.
Kepada masyarakat agar tetap waspada dan menjaga lingkungan rumah dan sekitarnya dari berjangkitnya nyamuk penyebab DBD tersebut. Caranya dengan membersihkan tempat genangan air, menutup tempat air, dan menguras tempat atau wadah air.
Selain itu, yang lebih diperhatikan yakni melaporkan setiap kejadian yang berkait dengan kasus DBD di masyarakat, kepada petugas pelayanan kesehatan puskesmas hingga Diskes setempat. Hal tersebut penting untuk mengantisipasi dan melakukan tindakan cepat dalam penanganan korban atau pasien DBD tersebut.
Pemantauan di puskesmas dan klinik kesehatan di wilayah Kemiling, Bandar Lampung pada Sabtu (11/1), jumlah pasien yang berobat dengan mengeluhkan demam panas tinggi terdata mulai meningkat. Keluhan pasien tersebut, selain panas tinggi, mual, dan kepala pusing. Belum bisa dipastikan penyakitnya, apakah demam berdarah atau bukan, karena membutuhkan pemeriksaan intensif.
Pasien yang mengeluhkan demam panas dan sakit kepala, untuk mengetahui pasien tersebut demam berdarah atau tidak harus cek darah lebih dulu. Kalau DBD juga harus melihatnya beberapa hari ke depan. “Sekarang diberikan obat terlebih dahulu,” ujar Yuni, seorang dokter di sebuah Klinik Kesehatan Kemiling.