REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto meminta warga Indonesia untuk waspada terhadap penyakit pneumonia berat yang terjadi di China. Hingga saat ini penyakit itu belum diketahui penyebabnya.
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang dikutip di Jakarta pada Sabtu (11/1), Menkes Terawan merilis beberapa imbauan. Ia mengimbau masyarakat Indonesia yang bepergian ke China menghindari beberapa tempat dan aktivitas yang berpotensi menularkan penyakit tersebut.
“Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penyakit ini bukan disebabkan virus influenza dan bukan penyakit pernapasan biasa. Semua pasien di Wuhan telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Kita sudah dapat info mereka juga sudah diisolasi dan dilakukan penelusuran atau investigasi untuk mengetahui penyebabnya,” kata dia.
Terawan menyebut jumlah pasien yang semula 27 orang, sedangkan informasi menyebut terjadi peningkatan menjadi 59 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai saat ini tidak melakukan pembatasan perjalanan ke China.
Namun, Menkes Terawan meminta kepada seluruh masyarakat membiasakan berperilaku hidup sehat. Antara lain seperti cuci tangan sebelum makan, memakai masker agar tidak menular ke orang lain, makan makanan bergizi seimbang, makan buah dan sayur yang cukup, melakukan aktivitas fisik minimal setengah jam setiap hari, dan segera berobat jika sakit.
Ia juga mengingatkan masyarakat Indonesia yang bepergian di wilayah China menghindari berkunjung ke pasar ikan atau tempat penjualan hewan hidup. Jika dalam perjalanan merasa berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan susah bernapas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama, segera menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk berobat.
Begitu juga jika saat tiba di Indonesia menunjukkan gejala demam, batuk, dan sulit bernapas maka segeralah berobat. “Jika ada tanda-tanda seperti itu segera ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan kebersihan diri termasuk cuci tangan. Itu yang saya minta terus digalakkan di lingkungan masyarakat,” ucap Menkes Terawan.
Namun, ia menegaskan hingga saat ini tidak ada laporan penularan pneumonia ke Indonesia. Selain itu, pneumonia di China belum terbukti apakah berkaitan dengan SARS atau tidak.
“Memang ini gejalanya pneumonia. Tapi belum mampu mendeteksi ini arahnya ke SARS, MERS CoV, dan WHO tidak mengeluarkan travel warning untuk membatasi perjalanan ke sana. Imbauan saya untuk masyarakat tetaplah hidup sehat, makan cukup, istirahat cukup, itu paling penting menghadapi situasi seperti ini,” katanya.
Masyarakat Indonesia tidak perlu panik karena Kemenkes sudah melakukan upaya preventif dan deteksi, terutama dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Kemenkes berupaya mendeteksi penyakit tersebut dari semua pintu masuk Indonesia di bandara atau pelabuhan dengan mengaktifkan pemindai panas tubuh untuk mendeteksi siapa saja yang masuk Indonesia, terutama dari negara lain.
“Itu upaya preventif kita untuk mendeteksi adanya kasus pneumonia maupun kasus yang lain, SARS yang mungkin bisa masuk ke Indonesia bisa terdeteksi dengan cepat sehingga kita bisa melakukan tindakan yang benar,” ucap Terawan.