Sabtu 11 Jan 2020 11:36 WIB

Pengungsi Banjir Demak Mulai Mendapatkan Trauma Healing

Ribuan warga masih mengungsi pascabanjir.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Hafil
 Pengungsi Banjir Demak Mulai Mendapatkan Trauma Healing. Foto: Warga bertahan di depan rumahnya yang terendam banjir akibat Sungai Tuntang jebol di Desa Trimulyo, Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (10/1/2020).
Foto: Antara/Aji Styawan
Pengungsi Banjir Demak Mulai Mendapatkan Trauma Healing. Foto: Warga bertahan di depan rumahnya yang terendam banjir akibat Sungai Tuntang jebol di Desa Trimulyo, Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (10/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK--Para pengungsi banjir di wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah mulai mendapatkan trauma healing guna memastikan mereka tidak mengalami trauma psilologis akibat musibah yang dialaminya.

Pasalnya, hingga hari ke-tiga bencana banjir di daerah ini, ribuan warga masih bertahan di tempat-tempat penampungan dan sejumlah titik pengungsian.

Baca Juga

Bahkan jumlah pengingsi semakin betambah karena banjir yang dipicu oleh jebolnnya tanggul sungai Tuntang, di wilayah Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur ini terus meluas.

Karena debit air sungai dari kawasan hulu sungai Tuntang kembali meningkat pada Jumat (10/1) sore hingga Sabtu (11/1) dini hari dan menghambat upaya perbaikan tanggul yang jebol.

"Setelah dua hari tinggal di pengungsian, warga butuh senang dan hiburan agar mereka tidak mengalami trauma berkepanjangan," kata Bupati Demak, M Natsir, Sabtu pagi.

Oleh karena itu, para pengungsi anak- anak (bahkan orang dewasa), hari ini mulai mendapatkan trauma healing dari lembaga yang peduli, di sejumlah titik pengungsian.

Salah satunya di pengungsian sementara yang ada di Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak. Selain dihibur, mereka juga diajak melakukan aktivitas menyenangkan di lingkungan lokasi pengungsian tersebut.

Seperti bernyanyi, bermain bersama, mewarnai gambar bersama dan lain- lainnya. "Dua malam tinggal di pengungsian dan tidak bisa melakukan rutinitas, kami mulai dilanda kebosanan," kata Harni (14), salah seorang pengungsi.

Di pengungsian yang ada di kantor Kecamatan Guntur ini, trauma healing diberikan oleh para volunter Yayasan Ananda Marga Universal Relief Team Indonesia (AMURT Indonesia).

Project Manager Yayasan AMURT Indonesia, Femilia Putri mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan di tempat pengungsian ini untuk mengajak anak- anak yang menjadi korban banjir sejenak melupakan trauma mereka.

Karena bencana banjir telah membuat mereka tidak bisa sekolah, harus meninggalkan rumah dan tidak bisa bermain- main seperti yang mereka lakikan sehari- hari.

Anak- anak yang ada di pengungsi ini diajak bermain dan beraktivitas yang mamu menghadirkan kegembiraan di tengah persoalan bencana yang sedang dihadapinya.

Tetnyata responnya sangat luar biasa. "Bahkan, orang tua mereka pun juga ikut bergabung untuk mendapatkan trauma healing ini," kata Femilia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement