Jumat 10 Jan 2020 23:29 WIB

Polres Madiun Tanam 2.000 Pohon di Lereng Gunung Wilis

Kegiatan ini serentak dilakukan di seluruh jajaran Polri.

Anggota Polisi Hutan, Polisi, dan TNI menanam bibit pohon saat reboisasi di lereng gunung Wilis Desa Joho, Kediri, Jawa Timur (ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Anggota Polisi Hutan, Polisi, dan TNI menanam bibit pohon saat reboisasi di lereng gunung Wilis Desa Joho, Kediri, Jawa Timur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Madiun, Jawa Timur melakukan penanaman ribuan bibit pohon di lahan kritis yang ada di lereng Gunung Wilis. Penanaman pohon itu guna mencegah bencana longsor dan banjir bandang yang rawan terjadi di wilayah tersebut.

"Kegiatan ini adalah serentak dilakukan di seluruh jajaran Polri dalam rangka gerakan menanam pohon Polri peduli penghijauan. Pak Kapolri melakukan penanaman di Bogor dan saat ini Polres Madiun menanam di lereng Gunung Wilis. Tujuannya adalah untuk mencegah banjir, tanah longsor, serta menambah oksigen," ujar Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono di sela kegiatan penanaman pohon di Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jatim, Jumat (10/1).

Baca Juga

Menurut dia, jumlah pohon yang ditanam di lereng Wilis tersebut mencapai 2.000 bibit pohon dari berbagai jenis. Termasuk bibit pohon sono dan sengon. Dua jenis tanaman tersebut sengaja dipilih karena merupakan tanaman produktif yang memiliki akar kuat untuk menahan air dan mencegah tanah longsor serta banjir.

Ia menjelaskan penanaman pohon tersebut merupakan kegiatan yang kedua kalinya digelar di awal 2020. Sebelumnya, jajaran Polres Madiun telah melakukan penanaman 100 bibit pohon di lingkungan mapolres setempat. "Prinsipnya, kita memanfaatkan lahan kosong, terutama lahan kritis di lereng Gunung Wilis untuk ditanami," kata dia.

Pihaknya berharap, selain bisa menjaga ekosistem lingkungan, pohon-pohon tersebut dapat memberikan manfaat bagi warga sekitar. Untuk itu, ia juga meminta jajaran polsek setempat dan warga sekitar lahan yang ditanami agar ikut berperan menjaga keberlangsungan pohon tersebut.

Seperti diketahui, Kabupaten Madiun merupakan daerah yang rawan terjadi bencana. Berdasarkan pemetaan BPBD setempat, wilayah Kabupaten Madiun rawan terdampak bencana alam hidrometeorologi, yakni banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.

Data BPBD setempat mencatat, selama tahun 2019 terdapat 22 kali bencana banjir. Banjir terbesar terjadi pada Maret dengan kerugian hingga Rp 54 miliar lebih. Sedangkan untuk tanah longsor terdapat lima kali kejadian. Diharapkan dengan adanya gerakan menanam pohon produktif, bencana alam di lereng Gunung Wilis dapat dikurangi dan dicegah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement