REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT -- Seorang nelayan asal Sibolga, Sumatera Utara bernama Ali Marhot selamat dari maut setelah mengapung sekitar 14 jam. Ia mengapung selama belasan jam di laut Mandiangin Kecamatan Kinali.
"Nelayan itu ditemukan di kawasan Karang Kabau Gilo, sekitar 12 mil dari bibir pantai Jorong Mandiangin. Dia sedang bergantung di jaring pelampung alat tangkap saya pada Kamis (9/1) sekitar pukul 14.00 WIB," kata Zulkarnain, nelayan yang menemukan di Pasaman Barat, Jumat.
Menurut Zulkarnain, saat itu dirinya melepas jaring tangkapan ikannya ke tengah laut. Namun, saat menarik jaring ia merasa heran seperti ada sesosok manusia sedang bergantung di pelampung jaring ikan itu.
Kemudian jaring ditariknya untuk memastikan apa yang tergantung. Saat itu ia terkejut melihat ada sesosok manusia yang tergantung dalam kondisi lemas dan ia langsung berupaya menolongnya.
"Saya pun menolongnya dan membawa pulang ke tepi pantai, lalu melaporkan ke warga yang lain," ujarnya.
Menurut pengakuan korban, ia jatuh dari atas kapal penangkap ikan jaring hanyut yang ditumpanginya pada Rabu (8/1) malam sekitar pukul 23.00 WIB. "Teman-teman saya yang di atas kapal sebanyak 10 orang itu, tidak mengetahui saya terjatuh ke laut," katanya.
Saat terjatuh Ali pun berupaya berenang ke tepian dalam kegelapan malam. "Selama 14 jam saya terombang-ambing di tengah laut tanpa pelampung. Saya pun berupaya bertahan hidup agar terus mengapung dengan mengikuti arus laut," ucapnya.
Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pasaman Barat Horizon Nahkodo Rajo mengatakan saat ini keadaan korban sudah membaik dan sedang dipersiapkan untuk pulang ke rumahnya. "Kita telah mempersiapkan pemulangan Ali Marhot ke kampung halamannya di Sibolga. Segala biaya pemulangan sudah disiapkan," kata Horizon.