REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Setelah vakum berproduksi cukup lama akibat serangan hama, Papua Barat kembali mengekspor biji kakao ke wilayah Eropa. Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Kamis (9/1) secara simbolis melepas pengiriman enam ton bijih kakao yang diproduksi Koperasi Ebier Suth Cokran di Pelabuhan Manokwari.
Kakao kualitas premium itu akan dikirim ke Amsterdam, Belanda melalui Surabaya, Jawa Timur. Ketua Koperasi Ebier Suth Cokran Ransiki, Yusuf Kawey, mengutarakan sudah 12 tahun perkebunan kakao di Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan tidak berproduksi. Sebelum vakum, produksi kakao di daerah itu pernah diekspor ke Prancis.
"Kami bekerja sama secara resmi dengan investor. Masa kontrak pertama ini berlangsung selama satu tahun," kata dia.
Saat ini, lanjut Yusuf, sudah tersedia lahan kakao seluas 225 hektare untuk mencukupi kebutuhan ekspor. Masih ada 600 hingga 800 hektare yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi.
Gubernur Dominggus pada kesempatan itu mengutarakan Pemprov berkomitmen meningkatkan produktivitas petani kakao di Manokwari Selatan. "Melalui APBD 2020, pemprov sudah menyiapkan anggaran untuk penanaman kakao seluas 100 hektare. Kita juga mendapat bantuan dari APBN untuk penanaman 100 hektare juga," ujar Gubernur.
Menurut dia, penambahan anggaran melalui APBD perubahan pun sangat memungkinkan untuk dilakukan jika produktivitas petani di daerah tersebut baik.