Kamis 09 Jan 2020 21:09 WIB

Pangdam Siliwangi Klaim Banjir Baleendah Turun Drastis

Banjir yang biasanya berhari-hari kini dalam waktu 6 jam turun dratis hingga 1 meter.

Rep: Djoko Suceno/ Red: Andi Nur Aminah
Pangdam III Siliwangi dalam acara silaturahmi program Citarum Harum.
Foto: Dok Pendam Siliwangi
Pangdam III Siliwangi dalam acara silaturahmi program Citarum Harum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, mengklaim banjir tahunan yang biasa melanda wilayah Kecamatan Baleendah dan Dayehkolot mengalami penurunan yang signifikan. Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat ketinggian dan lamanya banjir tersebut yaitu keberhasilan program Citarum Harum yang memasuki tahun ketiga.

"Baleendah dan Dayeuhkolot mengalami perbaikan. Banjir yang biasanya berhari-hari kini dalam waktu enam jam turun dratis hingga satu meter. Ini sangat luar biasa," kata dia Kamis (9/1).

Baca Juga

 

Pangdam mengungkapkan hal tersebut dalam acara Silaturahmi dengan Penggiat Lingkungan Citarum Harum di Ruang Silihwangi Makodam III Siliwangi Jalan Aceh No  69  Kota Bandung, Kamis (9/1). Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Harian Citarum Harum, Mayjen TNI (Pur) Dedi Kusnadi Thamim,  Kasdam III Siliwangi,  Brigjen TNI Dwi Jati Utomo, para pejabat Kodam III, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jabar, Kepala BBWS Jabar, serta sejumlah tokoh dan pemerhati lingkungan hidup.

 

photo
Kondisi Sungai Citarum di wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah mengantisipasi peristiwa banjir. 
Menurut Pangdam, selain upaya pembenahan Sungai Citarum mulai dari hulu hingga hilir, penurunan banjir di Baleendah dan Dayehkolot tersebut sangat ditunjang oleh pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang dimaksdu berupa dua terowongan saluran air dengan diameter delapan meter.

"Apalagi dengan dibangunnya dua terowongan dengan diameter delapan meter sangat membantu sekali menurunkan air dari daratan kembali ke Sungai Citarum," ujar Pangdam yang juga menjabat Wadan Satgas Citarum Harum Bidang Penataan Ekosistem.

 

Setelah melakukan evaluasi program Citarum Harum yang memasuki tahun ketiga, kata Pangdam, ia optimistis dalam waktu dua tahun ke depan kondisi sungai ini akan lebih baik lagi. Padahal tiga tahun lalu, kata dia, sungai terpanjang di Jawa Barat ini menyandang predikat terkotor di dunia.

"Saya menargetkan, jangan sampai lima tahun ke depan baru selesai 100 persen. Mungkin setahun atau dua tahun sebelumnya kita sudah selesai asal kita bersama-sama bergandengan tangan merapatkan barisan. Kita optimistis untuk membuat Citarum menjadi beranda depan rumah kita dalam beberapa tahun ke depan," ujar dia.

 

Pangdam mengatakan, untuk menyukseskan program Citarum Harum memerlukan kerja sama yang baik dengan melibatkan partisipasi semua pihak. Ia juga memberikan apresiasi terhadap peran media yang telah membantu mempublikasikan berbagai kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan Satgas Citarum.

Media, kata dia, merupakan mitra strategis sehingga program Citarum Harum terhindar dari potensi-potensi perpecahan. "Kami harapkan, jika ada fakta dan informasi di lapangan yang tidak pada tempatnya sebelum berita agar rekan-rekan media senantiasa menerapkan prinsif chek and rechek. Sehingga berita yang keluar benar-benar seimbang dan tidak ada pihak yang dirugikan," tutur dia.

 

photo
Warga mengevakuasi sepeda motor menggunakan perahu di lokasi banjir luapan Sungai Citarum, di Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung (ilustrasi)

Ketua Harian Citarum Harum, Mayjen TNI (Pur) Dedi Kusnadi Thamim, mengatakan, silaturahim, ini bertujuan untuk memadukan, menguatkan, mensinergikan seluruh kekuatan yang ada dalam mensukseskan program Citarum Harum. "Program Citarum Harum memasuki tahun ketiga, mari kita melakukan kegiatan yang maksimal. Mari kita eratkan ikatan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya dan saya yakin tahun depan akan bisa lebih baik didalam penanganannya," kata dia yang juga mantan Pangdam III Siliwangi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement