Kamis 09 Jan 2020 18:46 WIB

Antipasi Banjir Rob 120 Pompa Mobile Disiagakan

Banjir rob diprediksi terjadi di Jakarta pada 9-11 Januari.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indira Rezkisari
Warga melintasi genangan air saat terjadi banjir rob di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (22/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melintasi genangan air saat terjadi banjir rob di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiagakan 120 pompa mobile untuk mengantisipasi kenaikan muka air laut atau rob di kawasan Jakarta Utara yang diprediksi akan berlangsung pada 9-11 Januari 2020. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Saefullah beberapa lokasi di Jakarta Utara.

"Gubernur sudah membuat instruksi agar ada posko mulai dari kelurahan, kecamatan dan kota. Itu agar deteksi dini yang diinfokan dari BMKG akurat sampai masyarakat," ujar Saefullah, Kamis (9/1).

Baca Juga

Menurut Saefullah, meski belum ada laporan mengenai genangan rob, namun tanda-tanda kenaikan muka air laut sudah terasa. Terutama saat dirinya melakukan perjalanan laut dengan perahu dari Ancol ke Muara Angke.

"Ketika di perahu saya merasakan gelombang yang cukup tinggi," akunya.

Ia menyampaikan, selain pompa mobile, Pemprov DKI Jakarta juga sudah menyiapkan mesin genset agar pompa stationer tetap bisa bekerja sesuai kebutuhan. Sebab, saat terjadi genangan beberapa waktu lalu, sejumlah pompa sempat terkendala pasokan listrik dari PLN.

Di samping itu, sambung Saefullah, masyarakat juga diimbau untuk tetap menjaga kebersihan agar sampah yang terbawa aliran air nantinya tidak mengganggu sistem pengendali banjir. Berdasarkan hasil kerja bakti di salah satu lokasi terdampak banjir, volume sampah yang dikumpulkan mencapai 260 meter kubik.

"Satu titik kerja bakti itu ada yang sampai 52 truk berisi sampah," terangnya.

Sekda juga mengunjungi hilir Kali Angke di Muara Angke. Dari peninjauan ini diketahui jika Kali Angke di Muara Angke mengalami pendangkalan dan kondisi tanggul penahan rob dinilai belum maksimal.

"Kita ke sini ada satu tujuan, ingin melihat muara dari Kanal Banjir Barat. Muara Angke juga merupakan hilir antara Kali Ciliwung dengan Kali Krukut," paparnya.

Saefullah menjelaskan, saat kondisi hujan deras, debit air di Kali Ciliwung mencapai 500 meter kubik per detik dan Kali Krukut sekitar 200 meter kubik per detik. Berdasarkan hasil evaluasi, air belum dapat dialirkan secara maksimal sehingga terjadi pelambatan yang memicu luapan ke sejumlah kawasan permukiman.

"Ke depannya Kali Muara Angke menjadi perhatian dan dipersiapkan agar mampu menampung debit air lebih dari 700 meter kubik per detik," katanya.

Ia berharap, dengan melakukan penanganan di bagian hilir, air dari bagian tengah kota bisa segera dialirkan tanpa hambatan. Sehingga kawasan yang terdampak genangan seperti Kampung Pulo, Cilandak serta Cawang akan bisa teratasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement