REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan suhu udara yang sebelumnya sempat mencapai 34 derajat Celsius di beberapa wilayah Sumatera Barat, mulai turun menjadi 32 derajat Celsius.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau Yudha Nugraha saat dihubungi dari Padang, Kamis (9/1), mengatakan meski sudah mengalami penurunan, akan tetapi masih terasa panas.
"Sebetulnya masih panas, namun panas yang dirasakan mulai berkurang karena kelembapan udara sudah mulai berkurang, yakni mencapai 60 persen," kata dia.
Jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya, katanya, kelembapan udara cukup tinggi dari 75 sampai 80 persen saat siang hari.
BMKG juga memperkirakan tiga hari ke depan mulai turun hujan di beberapa wilayah di Sumbar, yaitu Pesisir Selatan, Solok Selatan, Padang, dan Pariaman, dengan intensitas ringan hingga sedang dan relatif lama.
Ia mengatakan arah angin berasal dari barat laut dengan kecepatan yang tidak terlalu signifikan, masih dalam kondisi 4-24 kilometer per jam.
"Kemudian terdapat beberapa daerah yang perlu diwaspadai karena kondisi pemanasan yang intens pada siang hari dan juga terjadi angin kencang, seperti yang terjadi di Belimbing," kata dia.
Ia menambahkan pemahaman yang selama ini berkembang di masyarakat, angin kencang identik dengan kondisi cuaca buruk, namun sebetulnya angin kencang juga bisa terjadi ketika panas terik.
Mengingat cuaca yang masih terik, ia mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Selain itu, ia menganjurkan masyarakat minum air putih yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.
Ia menambahkan suhu udara paling tinggi memang terjadi pada bulan ini, biasanya rata-rata tinggi suhu udara hanya mencapai 31 derajat Celsius.
"Sebetulnya kondisi ini bisa terjadi pada bulan apa saja. Tahun sebelumnya terjadi pada Juni dengan tingkat 33 derajat Celsius. Akan tetapi, pada Januari ini mencapai 34 derajat Celcius," kata dia.