REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kota Sukabumi sejak sekitar tahun 2000 tidak memiliki sarana bioskop. Padahal pada era 1980 hingga sebelum 2000 terdapat sekitar delapan bioskop atau bahkan lebih.
Bioskop tersebut mengalami kendala beroperasi hingga bangkrut karena tergusur perkembangan teknologi seperti hadirnya kaset video, VCD dan DVD. Namun kini warga di Sukabumi berharap kembali hadirnya bioskop.
'' Dulu ada sekitar delapan bioskop di Sukabumi dan kini sudah tidak ada satu pun,'' ujar Agus Syarifudin mantan pegawai pusat penerangan masyarakat ( puspenmas) dan Departemen Penerangan pada era 1981.
Dia membina atau mengurus soal bioskop dan radio. Ia menerangkan bioskop itu misalnya Bioskop Gelora, Royal, Sukabumi Theatre, bioskop Capitol, bioskop Indra, dan Bioskop Nusantara.
Menurut Agus, karena usaha di bioskop tidak lagi lebih praktis karena kehadiran video, VCD, dan DVD. Otomatis produksi film di nasional berkurang sehingga banyak bioskop tutup termasuk di Sukabumi.
Sehingga pada era 2000 bioskop di Sukabumi satu persatu tidak bisa bertahan dan bangkrut karena kendala minimnya pendapatan. Agus menerangkan, pada waktu dulu peredaran film yang akan diputar atau akan ditayangkan harus ikuti aturan pemerintah Departemen Penerangan.
Misalnya surat izin edar bahwa film bisa beredar diberikan izin edar dan lolos sensor dari badan sensor film. '' Setiap film harus punya lulus keduanya,'' imbuh Agus.
Menurut Agus, saat ini warga Sukabumi mulai berharap kehadiran bioskop dan direspon oleh investor. Di mana pada 2020 ini akan hadir satu bioskop di wilayah Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi.
'' Sebagian warga butuh menonton di bioskop karena gaya hidup dan sambil jalan-jalan,'' ujar Agus.
Penggiat komunitas film di Sukabumi Yudi Onyeh mengatakan, pelaku film di Sukabumi berharap kehadiran bioskop untuk mendorong perkembangan film yang diproduksi sineas lokal. '' Kami mendukung bioskop tapo syaratnya mereka harus memutar film lokal produksi Sukabumi,'' kata dia.