REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Masyarakat yang tinggal di wilayah Cilacap bagian barat, agar mulai mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. "Selain rawan longsor, warga di wilayah Cilacap bagian barat memang rawan bencana banjir," jelas Kepala BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhi.
Wilayah rawan longsor, menurut dia, berada di wilayah utara hingga perbatasan wilayah Kabupaten Brebes yang memang memiliki kontur tanah pegunungan. Sedangkan wilayah selatan, lebih didominasi bencana banjir.
Wilayah yang kerap terjadi banjir saat curah hujan tinggi, antara lain wilayah Kecamatan Majenang dan Sidareja. Kontur tanah di wilayah ini, merupakan tanah datar berupa cekungan sehingga bila terjadi banjir, waktu surutnya berlangsung cukup lama.
"Untuk itu, kita minta warga di lokasi tersebut juga untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Paling tidak, bisa lebih mempersiapkan diri saat menghadapi banjir, sehingga kerugian yang timbul bisa ditekan seminimal mungkin," katanya.
Pada Rabu (8/1) malam, banjir sempat melanda dua dusun di wilayah Desa Mulyadadi Kecamatan Majenang. Banjir terjadi akibat meluapnya aliran air Sungai Cijalu setelah hujan deras mengguyur wilayah Cilacap Barat sejak sore hari. "Saat itu, ada sekitar 200 rumah warga yang terendam banjir," kata Tri Komara.
Namun dia menyebutkan, pada Kamis (9/1), genangan air yang sempat mencapai ketinggian 40 cm berangsur-angsur surut. "Hari ini, kami bersama warga masih melakukan kerjabakti untuk membersihkan endapan lumpur dan sampah-sampah yang terbawa banjir," katanya.
Longsor di Banjarnegara
Selain banjir di Majenang Kabupaten Cilacap, bencana longsor juga terjadi di beberapa lokasi wilayah Kabupaten Banjarnegara. Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo, menyebutkan longsor terjadi di empat titik lokasi jalan raya. "Longsor ini sempat membuat arus lalu lintas terputus," katanya.
Empat titik lokasi longsor tersebut, seluruhnya berada di wilayah utara Kabupaten Banjarnegara. Antara lain berada di jalur jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Wanayasa-Batur, di ruas jalan wilayah Kecamatan Pejawaran, wilayah Kecamatan Kalibening dan wilayah Kecamatan Batur.
"Longsor cukup besar, terjadi di jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Wanayasa-Batur di Desa Sikelir. Longsor menyebabkan seluruh badan jalan tertutup hingga ketebalan satu meter dengan panjang lebih dari tujuh meter," katanya.
Upaya pembersihan di jalur ini, baru bisa dilakukan Kamis (9/1) pagi, setelah pihak BPBD dan Binamarga memberangkatkan alat berat ke lokasi longsor. "Dengan volume longsoran sebanyak itu, akan membutuhkan waktu lama kalau hanya mengandalkan tenaga manusia," katanya.
Lebih dari itu, kata Andri, upaya pembersihan lebih aman bila dilakukan pada siang hari saat kondisi sudah tidak hujan. "Bagaimana pun, kita harus memperhitungkan kemungkinan terjadinya longsor susulan," jelasnya.