Kamis 09 Jan 2020 13:46 WIB

Polisi Autopsi Bocah Diduga Korban Penganiayaan Orang Tua

Bocah berusia sembilan tahun ditemukan meninggal diduga dianiaya orang tuanya

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Bocah berusia sembilan tahun ditemukan meninggal diduga dianiaya orang tuanya. Ilustrasi.
Bocah berusia sembilan tahun ditemukan meninggal diduga dianiaya orang tuanya. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kapolres Kubu Raya, Kalimantan Barat, AKBP Yani Permana mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan proses autopsi terhadap jenazah Axcelle Raditya Ramadhan. Bocah berusia sembilan tahun itu ditemukan meninggal dan diduga dianiaya oleh orang tuanya.

"Untuk menyelidiki lebih pasti kematian bocah ini, kita telah melakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak, sebelum dimakamkan," kata Yani Permana di Sungai Raya, Kamis (9/1).

Baca Juga

Bocah tersebut ditemukan meninggal di rumahnya di Kompleks Star Borneo Regency, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, pada Selasa kemarin. Dugaan sementara, korban meninggal dianiaya oleh orangtuanya. Selama ini korban tinggal bersama ayah tiri dan ibu kandungnya di rumah itu.

"Dari hasil autopsi tersebut diketahui korban mengalami pendarahan di bagian kepala, di bagian ulu hati, dan bagian perut. Ada luka lebam di pipi kanan, sobekan di dagu, memar di pinggul sebelah kiri sampai tangan sebelah kiri," tuturnya.

Polres Kubu Raya akan terus mendalami kasus penganiayaan berujung kematian Axcelle tersebut. Yani menjelaskan sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, korban sempat mengalami demam tinggi selama dua hingga tiga hari.

"Dari TKP kita menemukan gagang sapu yang patah. Interogasi dilakukan beberapa waktu lalu. Menurut cerita sementara, orang tuanya ini jengkel karena anaknya main skateboard terus. Padahal, kalau dilihat nilai rapornya, baik kognitif dan psikomotoriknya bagus. Anaknya cerdas," katanya.

Pelaku saat ini sudah diamankan. Dari informasi yang didapat, kedua pasutri ini baru tinggal di Kecamatan Sungai Kakap sekitar dua bulan terakhir. "Sebelumnya, mereka tinggal di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Sekarang kita masih mendalami penyidikan lebih lanjut," jelas Yani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement