Kamis 09 Jan 2020 06:13 WIB

Konsumsi Pertalite Sumbar Melonjak 43 Persen Selama Nataru

Konsumsi pertalite Sumbar tertinggi dibandingkan Riau, Sumut, Aceh dan Kepri

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memegang nozzle seusai mengisi kendaraan konsumen dengan BBM jenis Pertalite di SPBU. Konsumsi pertalite Sumbar tertinggi dibandingkan Riau, Sumut, Aceh dan Kepri
Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Petugas memegang nozzle seusai mengisi kendaraan konsumen dengan BBM jenis Pertalite di SPBU. Konsumsi pertalite Sumbar tertinggi dibandingkan Riau, Sumut, Aceh dan Kepri

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG  -- Pertamina Sumatera Barat mengalami kenaikan permintaan bahan bakar jenis Pertalite sebanyak 43 persen selama libur natal 2019 dan tahun baru 2020 (nataru) kemarin. Jumlah kenaikan tersebut menjadikan Sumbar sebagai daerah yang mengalami kenaikan tertinggi di lingkup pertamina Marketing Operation Region (MOR) I.

Sumbar tertinggi dibandingkan Riau, Sumatera Utara, Aceh dan Kepulauan Riau (Kepri). “Konsumsi BBM jenis Gasoline (Bensin) naik sebesar 5 persen, kenaikan tertinggi diraih Pertalite sebesar 43 persen. Diikuti Pertamax yang naik sebesar 17 persen,” kata Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) I Roby Hervindo.

Untuk konsumsi Premium menurut Roby di Sumbar mengalami penurunan sebanyak 19 persen dibandingkan konsumsi normal. Sepanjang Desember 2019, konsumsi Premium mencapai 1048 kilo liter (KL), dibanding rerata normal 1290 KL.

Untuk produk BBM jenis gasoil (diesel),  kenaikan tertinggi diraih oleh Dexlite . Konsumsi Dexlite warga Sumbar selama natal dan tahun baru, naik signifikan sebanyak 85 persen dibanding rerata normal. Sedangkan Bio Solar mengalami penurunan sebanyak 1 persen yaitu sebesar 3.012 kilo liter.

Roby menjelaskan, untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi, Pertamina MOR I mengoperasikan SPBU Kantung di beberapa titik wisata dan jalur mudik di Sumbar. Seperti PBU Kantung di SPBU 14.261.580 Kabupaten Agam dan SPBU 13.262.511 Kabupaten Lima Puluh Kota.

Sementara itu untuk kategori elpiji, selama bulan Desember 2019 konsumsi elpiji 3 kg tercatat sebanyak lebih dari 5,8 juta tabung. Jumlah ini meningkat 2 persen dibandingkan konsumsi normal. Sedangkan untuk elpiji non subsidi tidak menunjukkan peningkatan dibanding konsumsi normal.

Untuk penyaluran avtur bahan bakar pesawat selama masa Satgas Nataru di Sumbar, mengalami penurunan. Konsumsi avtur menurun 3 persen dibanding rata rata konsumsi normal. Roby menyebut hal itu ditengarai akibat penurunan jumlah penumpang pesawat sebanyak 19 persen di Bandara Internasional Minangkabau.

“Kami mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada pihak aparat keamanan, instansi pemerintah, serta warga masyarakat yang telah mendukung kelancaran distribusi BBM, elpiji dan avtur di wilayah MOR I," ucap Roby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement