Kamis 09 Jan 2020 07:32 WIB

Warga Sajira Lebak Berharap Ada Jembatan Darurat

Sajira termasuk desa sekaligus kecamatan yang terkena dampak seusai banjir bandang.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Tim Water Rescue DMC (Disaster Management Centre) Dompet Dhuafa membantu siswa SDN 1 Sajira, Kabupaten Lebak, menyeberangi Sungai Ciberang untuk menuju sekolahnya.
Foto: Dok. Domper Dhuafa
Tim Water Rescue DMC (Disaster Management Centre) Dompet Dhuafa membantu siswa SDN 1 Sajira, Kabupaten Lebak, menyeberangi Sungai Ciberang untuk menuju sekolahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Warga Desa Sajira Induk Kabupaten Lebak, Banten, berharap ada jembatan darurat di Sungai Ciberang. Sajira termasuk desa sekaligus kecamatan yang terkena dampak seusai peristiwa banjir bandang yang merobohkan jembatan di Sungai Ciberang pada 1 Januari lalu itu.

"Kita mah berharap ada jembatan darurat, biar motor bisa lewat juga kan. Jadi akses warga bisa kembali normal," kata Rohim, warga Kampung Sajira Barat, Desa Sajira Induk, Kecamatan Sajira, saat ditemui Republika.co.id, Rabu (8/1).

Baca Juga

Saat ini untuk sementara warga melintasi Sungai Ciberang dengan menggunakan perahu karet yang merupakan bantuan dari beberapa lembaga salah satunya Dompet Dhuafa. Adanya perahu karet ini membuat aktivitas warga berjalan cukup normal.

Banyak warga yang terpantau menggunakan perahu karet untuk belanja sesuatu atau untuk hal lainnya. Sebelumnya, setelah jembatan di Sajira ambrol, akses warga sempat terputus.

Rohim pun hanya bisa berdiam diri di rumah dengan persediaan logistik yang ada. Keesokan harinya, bantuan perahu karet datang sehingga sebagian warga bisa beraktivitas kembali.

Rohim, yang sempat tak bisa menjalani profesi sopir angkot karena jembatan terputus, kini bisa bekerja lagi. "Iya alhamdulillah, sekarang sudah bisa narik lagi. Ini aja abis narik," tutur ayah dari dua anak ini.

Rohim melanjutkan, dibutuhkannya jembatan darurat juga untuk memudahkan akses para pelajar untuk menempuh pendidikan di sekolah yang berada di seberang sungai. Dia mengatakan, sebagian besar anak-anak mulai dari SD, SMP, hingga SMA bersekolah di seberang sungai karena banyak sekolah yang berdiri di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement