Rabu 08 Jan 2020 20:17 WIB

BNPB: Masyarakat tak Perlu Panik Terkait Peringatan AS

BNPB menyebut peringatan dini pihak AS juga memuat antipasi menghadapi bencana

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Plh Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Plh Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat tidak perlu panik ketika mendapatkan informasi terkait tautan mengenai peringatan dini cuaca Jabodetabek yang dikeluarkan oleh kedubes Amerika Serikat (AS). Weather alert Kedubes AS menyebutkan bahwa prakiraan cuaca Jabodetabek mengindikasikan terjadinya curah hujan ekstrem pada 12 Januari 2020 nanti.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo menyebutkan, peringatan dini itu juga memuat informasi upaya antisipasi untuk menghadapi potensi bahaya seperti kilat, angin kencang, dan kemungkinan banjir, longsor maupun pemadaman listrik. "Menyikapi hal tersebut, masyarakat tidak perlu panik. Ada baiknya, ini memberikan edukasi kepada kita semua untuk selalu bersiap siaga," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/1).

Baca Juga

Bahkan, ia menyebut pakiraan cuaca senada juga telah dirilis sebelumnya oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dari dua peringatan dini, dia menambahkan, baik dari BMKG maupun Kedutaan Besar Amerika Serikat ujungnya keselamatan warga negara.

Oleh karena itu, ia meminta weather alert yang beredar di masyarakat dapat digunakan sebagai peringatan dini semua pihak. Ia menambahkan, peringatan dini BMKG tentu ditujukan kepada pemerintah daerah dan juga publik.

"Peringatan dini akan disikapi berbeda oleh mereka. Contoh bagi pemerintah daerah, peringatan dini cuaca bertujuan untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dan mitigasi sehingga apa yang terjadi pada 1 Januari 2020 tidak terulang kembali," ujarnya.

Lebih lanjut ia menyebutkan banyak upaya yang dapat dilakukan, seperti memperbaiki tanggul yang jebol, membersihkan saluran air, atau pun memperbaiki pompa air yang rusak. Ia menambahkan masih ada waktu untuk pemerintah daerah untuk melakukan persiapan sepanjang musim penghujan ini.

Sedangkan bagi publik, ia menyebutkan warga dapat membangun kesiapsiagaan di dalam komunitasnya.  "Tentu diawali di dalam keluarga terlebih dahulu, seperti membuat rencana darurat keluarga. Dalam rencana darurat keluarga itu, setiap keluarga dapat berdiskusi di antara anggota keluarga untuk membahas misal rencana evakuasi, tempat evakuasi, tas siaga bencana atau pun dokumen yang harus diselamatkan," ujarnya.

Ia menambahkan, langkah-langkah ini dibutuhkan untuk memperkuat ketangguhan keluarga dalam mengantisipasi potensi bahaya yang terjadi.  Selain ketangguhan keluarga, ia meminta komunitas juga perlu membangun ketangguhannya.

Melalui ketangguhan di tingkat komunitas, beban antar keluarga dapat dikurangi.

Misalnya saling membantu ketika ada banjir sehingga tetangga dapat membantu keluarga yang membutuhkan pertolongan. Demikian juga, gotong royong dalam komunitas juga dibutuhkan pascabencana, seperti pembersihan lumpur atau pun lingkungan sekitar.

Ia juga menilai hal yang juga menarik dengan beredarnya peringatan dini cuaca dari Kedutaan Besar Amerika Serikat adalah seolah untuk membangun kesiapsiagaan dari pemerintah daerah.

"Alangkah bagusnya, masukan-masukan dari masyarakat diberikan kepada pemerintah daerah untuk melihat kembali persiapan yang perlu dilakukan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement