Rabu 08 Jan 2020 19:44 WIB

Wagub Sulsel Tinjau Program 'Serasi' di Kabupaten Sidrap

Program tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pertanian.

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman saat meninjau program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Kelurahan Wattae, Kecamatan Panca Lautang, dan Kelurahan Sidenreng, Kecamatan Watan Sidenreng, Kabupaten Sidrap, pada Rabu (8/1).
Foto: Humas Pemprov Sulsel
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman saat meninjau program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Kelurahan Wattae, Kecamatan Panca Lautang, dan Kelurahan Sidenreng, Kecamatan Watan Sidenreng, Kabupaten Sidrap, pada Rabu (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) kini telah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Sidrap, di Sulawesi Selatan. Bahkan masyarakat berharap agar program tersebut dapat terus berjalan.

“Petani berharap agar program ini tetap dilanjutkan karena manfaatnya bagi petani sangat besar,” ujar Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dalam rilisnya, saat meninjau program Serasi di Kelurahan Wattae, Kecamatan Panca Lautang, dan Kelurahan Sidenreng, Kecamatan Watan Sidenreng, Kabupaten Sidrap, pada Rabu (8/1).

Baca Juga

Andi Sudirman Sulaiman mengaku bersyukur jika banyak petani yang terbantu dengan adanya program Serasi. Program tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pertanian.

“Alhamdulillah, program 2019 pertanian dan operasi Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) bersinergi dengan kementerian pertanian sudah bisa dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Pembangunan program Serasi sendiri jelasnya, melalui pengerukan empat sungai besar dan 20 sungai buatan ditarik dari danau Sidenreng ke persawahan membuat petani bisa dekat dengan air sehingga mudah dipompa menuju sawah. Khusus di Kabupaten Sidrap saja sambung Andi, ada sekitar 6.000 hektare sawah tadah hujan yang bisa tercover melalui operasi Serasi.

"Dulu petani hanya bisa berharap cemas ketika hujan potensi banjir, ketika kemarau kekeringan. Saat ini, saat kekeringan pun air tetap ada dengan sawah dari hasil normalisasi sungai dan sungai buatan terhubung dengan danau," tutur Andi Sudirman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement