REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Wilayah Kabupaten Indramayu menghadapi potensi ancaman bencana alam pada musim hujan kali ini. Pemkab Indramayu pun menyatakan kesiapsiagaanya dalam menghadapi potensi tersebut.
Hal itu terungkap saat digelarnya rapat koordinasi (rakor) kesiapsiagaan bencana yang digelar di ruang rapat Sekretariat Daerah (Setda) Indramayu, Rabu (8/1). Rakor dipimpin langsung oleh Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat.
Taufik menjelaskan, ada sejumlah potensi bencana alam yang mengancam wilayah Kabupaten Indramayu pada musim penghujan ini. Di antaranya, banjir, banjir bandang, gelombang ekstrim, cuaca ekstrim dan abrasi.
Menghadapi ancaman itu, Taufik berharap agar tanggul-tanggul sungai yang rawan jebol bisa diatasi secara dini. Selain itu, setiap instansi juga diminta berkoordinasi melakukan upaya penanggulangan jika terjadi bencana, termasuk menyiapkan bantuan logistik, kesehatan dan personel. "Semoga bencana alam jangan sampai terjadi di Indramayu," tutur Taufik.
Sejauh ini, bencana alam terparah yang terjadi sejak musim hujan kali ini berupa banjir yang menerjang Desa Cikawung. Banjir yang berasal dari luapan Sungai Cilalanang itu mengakibatkan ruas jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 136 tergenang banjir.
Dalam kesempatan itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Devi Ardiansyah, menuturkan, Kabupaten Indramayu sepanjang Januari hingga Maret diprakirakan akan menghadapi hujan dengan intensitas menengah dan tinggi.
"Curah hujan di Indramayu pada Januari masuk kategori menengah dan tinggi, sedangkan Februari sampai Maret kondisi curah hujannya tinggi," kata Devi.
Dengan prakiraan cuaca tersebut, Pemkab Indramayu diminta mewaspadai timbulnya potensi bencana alam. Sementara itu, Petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Iip Rodipin, mengungkapkan, untuk pengerjaan normaliasi sungai di Indramayu, saat ini pihaknya sedang fokus di sungai Cimanuk Blok Balas Desa Plumbon hingga Blok Brondong Desa Pasekan.