REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat mulai gencar melakukan pemantauan ke berbagai wilayah untuk mengantisipasi merebaknya serangan hama ulat grayak pada tanaman jagung. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga mengatakan, pemantauan dilakukan sekaligus memberikan pemahaman kepada para petani melakukan antisipasi penanggulangan hama ulat grayak.
Ia memastikan, hama ulat dapat dengan melakukan diseminasi informasi kepada para kelompok tani di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Garut. Menurut dia, serangan ulat itu baru terjadi saat memasuki musim tanam jagung.
"Dengan kondisi seperti ini harus ada pencegahan sejak memulai tanaman jagung. Kami akan terus memberikan edukasi terkait wabah hama yang menyerang saat ini, dan menginformasikan jenis obat, termasuk cara pencegahan, serta penanggulangannya,” kata dia, Selasa (7/1).
Beni menyarankan para petani saling bergotong-royong dalam penanggulangan hama di musim hujan. Dengan cara itu, kata dia, lahan pertanian jagung akan tetap terjaga dan menghasilkan.
Bentuk gotong royong bisa dengan cara membeli obat-obatan dengan tanggung renteng antarpetani. “Istilahnya kalau orang Sunda udunan dan harga obatnya pun cukup terjangkau dan bisa di beli di toko obat pertanian atau bisa ditanyakan terlebih dahulu ke UPT Pertanian yang ada di desa terkait jenis obat-obatannya,” kata dia.
Ia pun mememberi arahan kepada petugas untuk memberi tahu jenis obat-obatan yang dapat digunakan pada tanaman jagung untuk mengantisipasi kerugian akibat hama ulat grayak. Terlebih pada petani saat ini masih dalam baru menanam atau belum menanam. Beni menegaskan, Dinas Pertanian akan terus melakukan pemantauan untuk mencegah serangan hama ulat grayak.
Menurut dia, serangan hama ulat grayak berpotensi menimbulkan kerusakan pada tanaman jagung. Serangan ini muncul sejak musim tanam jagung di April-Mei 2019 di Kabupaten Garut dan meresahkan para petani jagung.