Rabu 08 Jan 2020 00:11 WIB

Pemkot Bandung akan Menata Dua Mata Air pada 2020

Pemkot Bandung akan tata dua mata air dengan anggaran Rp 200 juta untuk tiap mata air

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Christiyaningsih
Pemkot Bandung akan tata dua mata air dengan anggaran Rp 200 juta untuk tiap mata air. Ilustrasi.
Foto: Antara/Aguk Sudarmojo
Pemkot Bandung akan tata dua mata air dengan anggaran Rp 200 juta untuk tiap mata air. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan melakukan penataan terhadap dua seke atau mata air yaitu yaitu seke Genjer (Cigadung) dan Ciraga pada 2020. Nilai anggaran penataan untuk kedua seke tersebut kurang lebih mencapai Rp 200 juta untuk masing-masing seke.

"Di 2020 ada dua seke rencana awal, yang kontraktual itu yang di Cigadung seke Genjer dan Ciraga," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung, Didi Riswandi, Selasa (7/1).

Baca Juga

Ia mengatakan penataan seke akan mengadaptasi konsep seke di Bali yaitu lingkungan seke menjadi ruang publik dan sarana rekreasi bagi masyarakat. "Kalau seke itu jadi seperti di Bali jadi ruang publik, apakah itu tempat mandi apakah itu tempat ikan. Jadi orang yang datang ke situ untuk bahagia," katanya.

Menurutnya, penataan mata air yang sudah selesai dilaksanakan pada 2019 berada di Babakan Siliwangi Bandung dengan kondisi air yang masih mengalir kecil. Ia pun mendorong agar masyarakat di sekitar seke bisa menjaga lingkungan dan keberadaannya.

Di luar itu, menurutnya penataan seke yang lain akan dilakukan secara swakelola bersama masyarakat. Selain itu, apabila terdapat peluang melakukan penataan seke pada saat perjalanan maka akan segera dilakukan.

Didi menambahkan pihaknya akan juga menata saluran terbuka seperti sungai, anak sungai, dan kali, salah satunya di Taman Maluku. Menurutnya, penataan akan mengedepanan konsep seperti walungan cafe di Kelurahan Cibadak.

Ia pun mengatakan pada 2020 pihaknya menganggarkan Rp 60 miliar untuk perbaikan drainase. Selain itu pihaknya akan membangun kolam retensi di Gedebage. Menurutnya jika pihaknya menemukan lahan yang bisa digunakan untuk kolam retensi maka akan segera mengajukan swakelola.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan, dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung Dadang mengatakan tengah mempersiapkan walungan cafe berikutnya yang lebih besar dari Cibadak, salah satunya di Taman Maluku. Menurutnya, kebutuhan anggaran yang diperlukan akan lebih besar.

Saat ini, ia mengatakan tengah menyusun desain penataan dan biaya yang diperlukan. Menurutnya, konsep penataan tetap akan menggunakan instalasi biocord yaitu penyaringan limbah dengan memanfaatkan mikroba pemakan kotoran, membuat air jernih, dan tidak berbau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement