Senin 06 Jan 2020 21:56 WIB

Polisi Ungkap Penipuan Perumahan Syariah

adanya laporan dari puluhan konsumen yang mengaku tertipu perumahan berkedok syariah

Rumah yang dijadikan contoh oleh para tersangka pada kasus perumahan syariah fiktif
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Rumah yang dijadikan contoh oleh para tersangka pada kasus perumahan syariah fiktif

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengungkap penipuan perumahan berkedok syariah. Penipuan itu dilakukan pengembang perumahan “Multazam Islamic Residence” yang dikelola PT Cahaya Mentari Pratama. Kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari puluhan konsumen yang mengaku tertipu.

Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Sandi Nugroho mengatakan terdapat 32 konsumen perumahan itu telah melapor, dan menyadari telah tertipu pengembang tersebut.

"Selain 32 orang yang melapor ke Polrestabes Surabaya, beberapa konsumen lainnya juga diinformasikan telah melapor ke Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resor Sidoarjo. Kami belum tahu secara pasti berapa banyak konsumen yang menjadi korbannya," ujarnya saat konferensi pers di Surabaya, Senin (6/1).

Menurut penyelidikan polisi, PT Cahaya Mentari Pratama menjanjikan perumahan Multazam Islamic Residence di lokasi Jalan Raya Kalanganyar, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur yang siap huni pada tahun ini. Sebagian besar konsumen yang menjadi korbannya telah melunasi cicilan yang pembayarannya diangsur sejak tahun 2016.

Kenyataannya lokasi perumahan yang dijanjikan sampai sekarang masih berupa rawa-rawa dan tanah kosong. Polisi memastikan seluruh lokasi yang dijanjikan tersebut milik orang lain.

"Kami sempat datangi kantor pemasarannya di Jalan Rungkut Menanggal Surabaya namun sudah tidak berpenghuni. Setelah kami selidiki, sejumlah pegawai yang pernah bekerja di sana sudah dipecat dan data-data di komputer terkait pemasaran perumahan itu juga dihapus," ucap Sandi.

Sementara itu, pelaku penipuan berinisial MS mengaku kepada polisi bahwa uang penjualan perumahan telah dihabiskan untuk kepentingan pribadinya, sehingga dua rekening miliknya telah diamankan polisi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

Kombes Pol Sandi menyebut potensi kerugian yang diderita para konsumen sebagai korbannya cukup besar, dari empat orang korban pelapor saja bisa mencapai Rp3,4 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement