Senin 06 Jan 2020 19:19 WIB

Pemulihan Listrik di Lebak Terkendala Akses

'Mobil tidak bisa masuk, bahkan harus menyeberangi sungai dengan rakit.'

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ratna Puspita
Kondisi bangunan sekolah di SMPN 1 Lebak Gedong masih tertimbun material longsor di Desa Ciladaheun, Lebak, Banten, Senin (6/1/2020).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Kondisi bangunan sekolah di SMPN 1 Lebak Gedong masih tertimbun material longsor di Desa Ciladaheun, Lebak, Banten, Senin (6/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir bandang yang melanda enam kecamatan di wilayah Lebak, Banten, Rabu (1/1), mengakibatkan aliran ke wilayah terdampak banjir bandang terputus. Enam kecamatan tersebut yaitu Cipanas, Sajira, Lebak Gedong, Curug Bitung, Maja dan Cimarga.

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN terus berusaha memulihkan kelistrikan di wilayah terdampak banjir bandang tersebut. Hal ini dikatakan Darmawan saat meninjau lokasi terdampak banjir di daerah Cipanas, Lebak, pada Ahad (5/1) sore.

Baca Juga

Darmawan menyampaikan, PLN telah berhasil memulihkan 149 gardu, dari total 172 gardu terdampak banjir bandang hingga Senin (6/1). "Lebak ini berbeda dengan Jakarta, di sini banjir bandang, beberapa infrastruktur kami, seperti jaringan dan gardu ada yang hanyut. Jadi di sini perlu waktu untuk perbaikan," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Senin (6/1).

Darmawan menyebutkan, selain merusak infrastruktur kelistrikan, banjir bandang ini juga merusak jembatan sehingga memutus akses jalan. Salah satunya jembatan yang menghubungkan kecamatan Sajira dengan kecamatan Cimarga.

Hal ini membuat PLN kesulitan untuk memperbaiki jaringan listrik. "Aksesnya sulit, jembatan putus, beberapa titik ada longsor. Tapi teman-teman di lapangan terus berusaha. Mudah-mudahan secepatnya kami bisa menyambungkan listriknya, sehingga dua gardu atau sekitar 200 kepala keluarga bisa kembali dilistriki," kata Darmawan.

Ia menyampaikan, untuk menghubungkan listrik yang terputus di dua kecamatan tersebut, berbagai peralatan mulai dari tiang hingga kabel harus dipanggul oleh petugas PLN.

"Mobil tidak bisa masuk, bahkan harus menyeberangi sungai dengan rakit," lanjut Darmawan.

Selain di kecamatan Sajira, dia katakan, PLN juga telah berhasil menyambungkan listrik dari kecamatan Gunung Luhur ke kecamatan Citorek Kidul yang terputus akibat banjir bandang.

"Alhamdulillah, untuk Gunung Luhur ke Citorek Kidul berhasil tersambung, jadi ada tambahan 58 gardu menyala malam ini (5/1), sisa 23 gardu masih terkendala akses, tapi akan kami usahakan pada Senin (6/1)," tambah Darmawan.

Darmawan menyebutkan, hingga pukul 10.00 WIB, 98,2 persen gardu distribusi terdampak banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan Banten telah menyala. Dari total 6.320 gardu distribusi terdampak banjir, PLN telah menyalakan sebanyak 6.202 gardu dan sisa 118 gardu masih dipadamkan sementara demi keamanan warga.

Selain memulihkan kelistrikan, lanjutnya, PLN juga menyalurkan bantuan berupa sembako, selimut, handuk, susu, air mineral, pakaian laik pakai senilai Rp 113 juta di wilayah Lebak, Banten. "Kami melihat di daerah ini cukup parah, jadi salah satu bantuannya kami salurkan ke sini. Semoga dapat membantu para saudara-saudara kita," kata Darmawan.

Sebelumnya PLN juga telah menyalurkan bantuan di beberapa lokasi seperti di wilayah Cengkareng, Cempaka Putih, Pondok Gede, Tangerang Selatan dan Bekasi. Hingga 5 Januari 2020, total bantuan yang telah disalurkan PLN untuk korban banjir di Jabodetabek dan Banten senilai Rp 901 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement