REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – PT Indomarco Prismatama dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda sepakat islah terkait kasus tuduhan santri mencuri di Indomaret Manonjaya. Kedua pihak menyelesaikan masalah itu dengan cara-cara kekeluargaan.
License PT Indomarco Prismatama Bandung, Deden Mulyadi, mengatakan seluruh pihak sudah sepakat tak lagi memperpanjang masalah itu. Ponpes Miftahul Huda disebut telah menerima permohonan maaf dari Indomaret.
"Kami dari manajemen merasa lega dari opini yang berkembang, sudah bisa dituntaskan dengan baik," kata dia usai melakukan pertemuan dengan Pimpinan Ponpes Miftahul Huda, di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (5/1).
Dengan adanya kejadian itu, Deden menegaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi. Dia akan kembali memastikan strandar operasional prosedur (SOP) perusahaan berjalan baik di lapangan. "Itu akan jadi bahan koreksi kami," kata dia.
Kendati demikian, dia belum bisa memastikan SOP yang tidak dijalankan karyawaannya. Menurut dia, hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan pendalaman akan kasus tersebut.
Sejak kemarin, lanjut dia, manajemen sudah mulai melakukan kroscek ke bawah dan mengumpulkan berbagai keterangan dan data terkait kejadian itu. Namun, lantaran toko Indomaret Manonjaya masih tutup, pihaknya belum dapat mengumpulkan data lengkap untuk menyimpulkan kesalahan yang terjadi.
Namun, Deden mengatakan, pihak manajemen telah memberi jaminan ke Ponpes Miftahul Huda untuk bertindak sesuai SOP perusahaan. "Karyawan akan ditindak atau disanksi sesuai SOP perusahaan," kata dia.
Hingga Ahad, toko Indomaret Manonjaya yang menjadi tempat kejadian perkara masih tutup untuk sementara. Deden mengatakan, pihaknya akan membereskan kasus itu hingga tuntas terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk kembali beroperasi. Setelah berkoordinasi dengan tim operasionsl toko, kata dia, baru toko akan kembali beroperasi.
Pimpinan Ponpes Miftahul Huda, KH Asep Maoshul Affandy, mengatakan permasalahan antarlembaga Indomaret dan ponpesnya sudah selesai. Pasalnya, Indomaret telah melakukan permintaan maaf resmi. "Karena tuntutan sudah dikabulkan, minimarket boleh beroperasional kembali. Terserah mereka," kata dia.
Dia mengimbau kepada para simpatisan untuk tidak melakukan aksi atau perbuatan yang bertentangan dengan moral bangsa. Apalagi, Indomaret sudah memberikan itikad baik untuk bertanggung jawab.
Ribuan santri Ponpes Miftahul Huda sempat melakukan aksi di depan Indomaret Manonjaya karena salah satu santri dituduh mencuri
Meski begitu, Asep mengatakan, Indomaret juga mesti ikut berusaha mengembalikan kondisi psikologis santriwati yang dituduh mencuri. Menurut dia, kondisi santriwati itu kini tergaggu akibat kejadian itu. "Dia kan perempuan. Kalau citra nama baiknya tidak diperbaiki kasihan juga," kata dia.
Ponpes Miftahul Huda, sebagai lembaga pendidikan, bisa saja mengembalikan kondisi santriwati itu seperti semula. Namun, karena masalah berakar juga dari peristiwa di Indomaret, harus ada perhatian dari manajemen perusahaan untuk mengembalikan kondisi santriwati.
Saat ini, santriwati yang bersangkutan masih menjalani aktivitasnya sepeti biasa. Namun, sikapnya dinilai cenderung murung belakangan ini.
Asep meminta manajemen Indomeret memberikan bantuan dengan pendekatan psikologis kepada korban. Apalagi, dalam peristiwa yang terjadi pada Rabu (1/1) itu santrinya telah dipersekusi karena dituduh mencuri. Seakan-akan salah, padahal tidak.
"Harus dibersihkan namanya. Apalagi kasus ini mencuat, bermacam-macam versi ceritanya. Bisa saja dengan mendatangkan psikolog atau apapun agar tidak lagi trauma," kata dia.
Manajemen Indomaret mengaku siap melakukan rehabilitasi kepada korban. Menurut Deden, pihaknya akan mendatangi orang tua dan dan santriwati yang bersangkutan. "Kita bangkitkan semangatmya. Karena memang menurut informasi sempat down. Kita skan lakukan yang terbaik untuk keluarga dan santri," kata dia.