REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir di Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) dan Lebak, Banten, sejak 1 Januari 2020 lalu terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 60 jiwa meninggal dunia akibat banjir tersebut.
"Sebanyak 60 jiwa tercatat meninggal dunia akibat banjir hingga Ahad (5/1)," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (5/1).
Ia mengatakan, korban meninggal berasal dari beberapa daerah. Rinciannya, Jakarta Barat empat jiwa, Jakarta Pusat dua jiwa, Jakarta Timur delapan jiwa, Jakarta Utara satu jiwa, Jakarta Selatan satu jiwa. Kemudian Bogor 16 jiwa, Kota Bogor satu jiwa, Kota Depok tiga jiwa, Tangerang satu jiwa, Tangerang Selatan empat jiwa, Bekasi satu jiwa, Kota Bekasi sembilan jiwa, dan Lebak sembilan jiwa.
Ia menambahkan, penyebab korban meninggal dunia bermacam-macam. Tercatat sebanyak 31 jiwa meninggal dunia akibat terseret arus. Kemudian, tersengat listrik enam jiwa, keracunan asap genset empat jiwa, longsor empat orang, banjir dan kebakaran dua jiwa, hipotermia dua jiwa, serangan jantung dua jiwa, tertimpa bangunan dua jiwa.
"Sisanya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan usia lanjut satu jiwa, kelelahan satu jiwa, dan belum teridentifikasi lima orang," ujarnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan 2020 baru terjadi pada Februari dan Maret mendatang. Karena itu masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati.
Kepala Bidang (Kabid) Diseminasi Iklim & Kualitas Udara BMKG Hary Djatmiko menjelaskan, saat ini sudah masuk musim penghujan. "Kemudian untuk puncaknya lebih didominasi pada Februari dan Maret 2020," katanya.
Karena itu, dia melanjutkan, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. Selain itu, masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau agar selalu waspada.